Jakarta – Memberikan dampak yang positif bagi setiap stakeholdernya, menjadi upaya penuh bagi BTPN Syariah untuk bisa terus bertahan di tengah kondisi yang menantang ini. Sebagai bank yang fokus di ultra mikro, tak dapat dihindari, BTPN Syariah tentunya terdampak karena pandemi ini. Secara tidak langsung, memengaruhi kinerja bank.
Namun, perseroan tetap optimis dan adaptif dengan berbagai upaya untuk memberi nilai positif.
Sebagai bank yang fokus melayani nasabah prasejahtera produktif langsung ketempat komunitas berada, dukungan bank di masa pandemi ini menjadi sangat penting mengingat mereka paling merasakan dampaknya. Membangun komunikasi yang intensif untuk memahami kebutuhan mereka menjadi aktifitas utama yang cukup menantang.
“Kami mempelajari bahwa di masa pandemi ini mereka tidak hanya membutuhkan bantuan. Bantuan hanya membuat mereka survive dan meringankan beban hidup, namun untuk bangkit kembali, pulih seperti sedia kala, mereka butuh kepercayaan diri yang tinggi dan tentunya pembiayaan baru. Karenanya, BTPN Syariah selain melakukan program pelonggaran, tentunya harus teliti untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga komunikasi yang intensif menjadi jalan terbaik untuk memahami mereka. Cara ini cukup efektif, meski dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan yang ketat,”terang Arief Ismail, Direktur Kepatuhan Yang Merangkap Sekretaris Perusahaan.
BTPN Syariah sendiri komitmen yang sama juga berlaku terhadap seluruh karyawan yang dikenal dengan sebutan #bankirpemberdaya. “kami tetap menjaga agar #bankirpemberdaya tetap dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka dengan cara yang terbaik. Kesehatan serta keamanan mereka adalah prioritas utama. Pengaturan pembatasan kehadiran sesuai kondisi daerah dan aturan pemerintah tetap dijalankan dengan infrastruktur yang memadai sehingga tidak mengurangi kualitas pelayanan terhadap nasabah serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam kondisi tak menentu inipun, manajamen memutuskan untuk tidak melakukan pengurangan karyawan,” lanjut Arief.
Sejalan dengan Filosofi bisnis, Do Good Do Well yang dijalankan BTPN Syariah sejak didirikan, bank tetap merampungkan kegiatan Tepat Peduli yang dilakukan di 1000 titik di wilayah BTPN Syariah beroperasi.
Kegiatan yang digulirkan dalam bentuk pemberian bantuan infrastruktur fisik atau non fisik dan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan masyarakat sekitar nasabah ini, telah dilaksanakan sejak penghujung 2019. Dengan menggandeng mitra strategis non profit yang bergerak di bidang pendidikan, lingkungan serta penyedia sarana serta prasarana fisik, seperti:
- Yayasan LAPEKSDAM
- Human Initiative
- PT Waste4change Alam Indonesia
- Yayasan WWF Indonesia
- Yayasan Dompet Duafha Republika
- Yayasan Kemandirian dan Ketahanan Bangsa
- Fatayat Nahdhlatul Ulama
- PIMPINAN PUSAT AISYIYAH
“Kegiatan ini, Alhamdulillah menjadi berkah di tengah pandemi ini, banyak nasabah dan komunitas sekitar nasabah bisa memanfaatkan pembangunan sarana tersebut, misalnya perpustakaan yang dapat dimanfaaatkan anak-anak mereka untuk menghabiskan waktu sore hari” tambah Arief.
Bank pun tetap berkomitmen untuk memberi dampak bagi seluruh pemegang saham dengan menguatkan segala upaya untuk tetap menjadi bank yang sehat dengan rasio-rasio likuiditas yang
terjaga.
“Alhamdulillah 7 Juli lalu, Bank mendapatkan surat penegasan dari OJK untuk penetapan sebagai Bank Buku 3. Hal ini merupakan pencapaian bagi Bank secara keseluruhan, mengingat ini
adalah buah dari perjalanan selama 6 tahun menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai Bank Buku 3, tentunya kepercayaan publik kepada BTPN Syariah terus meningkat, karena modal Bank yang semakin kuat dan Bank memiliki kesempatan yang lebih luas untuk terus mengembangkan jaringan serta produk dan layanannya. Kami merasa, banyak dukungan yang menjadikan kami terus optimis untuk memberikan dampak positif dan turut membangun optimisme kepada seluruh pemangku kepentingan,”tutup Arief.
Sebagai informasi, Perseroan telah mempublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester satu tahun 2020 pada akhir Juli lalu. Perseroan mencatatkan telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga Rp9,46 triliun, menyalurkan pembiayaan sebesar Rp8,74 triliun, dengan menjaga Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) sebesar 1,8%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 42,3%. Rasio intermediasi (Financing to Deposit Ratio/FDR) mencapai 92%, Likuiditas Jangka Pendek dan Panjang (NSFR and LCR) di angka 190% dan 244%. Total aset tumbuh 10% menjadi Rp15,27 triliun, dan mencatatkan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp407 miliar. (*)