Poin Penting
- BTN mencatat laba bersih Rp2,30 triliun hingga September 2025, tumbuh 10,6 persen yoy, ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih 43,5 persen yoy menjadi Rp12,76 triliun.
- Kredit naik 7,0 persen yoy menjadi Rp381,03 triliun, dengan pertumbuhan kuat di segmen korporasi (+27,5 persen yoy). DPK melonjak 16,0 persen yoy ke Rp429,92 triliun.
- NIM naik 101 bps ke 3,9 persen, sementara LDR turun ke 88,6 persen menunjukkan likuiditas terjaga. Total aset naik 12,2 persen yoy menjadi Rp510,85 triliun.
Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melanjutkan tren kinerja positifnya di kuartal III 2025. Hingga September 2025, BTN meraup laba bersih Rp2,30 triliun atau tumbuh 10,6 persen year on year (yoy) ketimbang tahun sebelumnya Rp2,08 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN kembali membukukan laba bersih pada kuartal III 2025 berkat konsistensi dalam menjaga pertumbuhan bisnis terutama di pembiayaan sektor perumahan dan transaksi keuangan yang beragam agar bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
“Upaya ini dilakukan dengan ditopang prinsip kehati-hatian dan perhitungan yang cermat atas kebutuhan di pasar,” jelas Nixon dalam keterangan tertulisnya dikutip 24 Oktober 2025.
Kenaikan laba BTN di September 2025 tak lepas dari sokongan mesin intermediasi yang solid. Realisasi kredit BTN tumbuh 7,0 persen dari Rp356,06 triliun di September 2024 menjadi Rp381,03 triliun pada September 2025.
Jika dirinci, kredit segmen non-perumahan memberikan porsi 10,7 persen, sementara kredit korporasi tercatat tumbuh 27,5 persen yoy didorong oleh segmen real estate, electricity, serta sektor wholesale dan ritel.
Hanya saja, kualitas kredit BTN masih mengalami tekanan. Ini tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) gross tercatat meningkat ke 3,2 persen menjadi 3,2 persen di September 2025, masih di bawah ambang batas regulator di level 5 persen.
Baca juga: Ditopang Ekosistem Perumahan, BTN Optimistis Jadi Penyalur KPP Terbesar
Di sisi lain, realisasi kredit yang diraih perseroan turut mendorong pendapatan bunga yang naik 18,8 persen yoy menjadi Rp26,57 triliun hingga akhir September 2025. Ini lebih tinggi dari kenaikan beban bunga yang sebesar 2,5 persen yoy menjadi Rp13,81 triliun.
Kenaikan beban bunga dapat dijaga stabil seiring dengan upaya perseroan menggencarkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya murah. Upaya tersebut berbuah hasil pendapatan bunga bersih yang naik 43,5 persen yoy menjadi Rp12,76 triliun per akhir kuartal III 2025.
Dari sisi profitabilitas lainnya, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BTN naik 101 basis poin (bps) menjadi 3,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9 persen.
Efisiensi yang dilakukan juga menghasilkan cost-to-income ratio (CIR) yang menurun ke level 47,8 persen hingga kuartal III 2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 59,9 persen.
BTN terus dipercaya oleh masyarakat sebagai bank pilihan untuk bertransaksi. Ini tercermin dari pertumbuhan DPK yang naik 16,0 persen yoy menjadi Rp429,92 triliun di September 2025.
Pertumbuhan DPK tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 11,18 persen yoy per akhir September 2025.
Baca juga: BTN Diberi Waktu Percepat Serapan Dana Pemerintah Rp25 T, Ini Kata Purbaya
BTN juga mencatat loan-to-deposit ratio (LDR) di level 88,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 96,0 persen. Terlebih, BTN juga menjadi salah satu bank pelat merah yang mendapatkan kucuran dana Rp25 triliun pada 12 september 2025. Likuiditas bank pun menjadi sangat memadai untuk mendukung fungsi intermediasinya.
Sementara menutup kuartal III 2025, total aset BTN menembus Rp510,85 triliun, naik 12,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp455,10 triliun. (*)
Editor: Galih Pratama









