Perbankan

BTN Pasang Target Kredit 2024 Konservatif, Ini Alasannya

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menargetkan penyaluran kredit pada 2024 sebesar 11-12 persen. Target tersebut hampir tidak meningkat dari realisasi penyaluran kredit tahun lalu yang sebesar 11,9 persen secara tahunan (yoy).

Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan alasan target kredit tersebut tidak ditingkatkan bukan disebabkan karena adanya masalah pada kredit. Namun, diakibatkan karena kondisi likuiditas di pasar yang ketat.

“Kenapa kami menargetkan kredit sama seperti tahun lalu, karena pertimbangan dana pihak ketiga (DPK)-nya mungkin persaingannya masih ketat. Tapi kalau kami lihat funding position-nya baik, kami akan dorong revisi naik di kredit. Tapi lihat situasi hari ini, kami belum terlalu berani menargetkan lebih dari 12 persen,” ujar Nixon dalam Konferensi Pers, Senin, 12 Februari 2024.

Baca juga: Berkat Insentif Pajak Ini, KPR BTN Tumbuh Double Digit 

Seperti diketahui, pertumbuhan DPK industri perbankan secara nasional hanya sebesar 3,8 persen, sementara DPK di BTN tumbuh 8,7 persen menjadi Rp349,93 triliun pada Desember 2023.

Sementara itu, Direktur Distribution & Funding BTN Jasmin menjelaskan, bahwa komposisi DPK yang dihimpun pihaknya terdiri dari 78 persen nasabah korporasi dan 22 persen dari nasabah retail. Di mana pertumbuhan DPK di BTN didominasi oleh pendanaan korporasi.

Meski demikian, kata Jasmin, biaya dana atau cost of fund (CoF) dari pendanaan korporasi lebih mahal dibandingkan dengan segmen retail.

Baca juga: Aset Tembus Rp54,3 Triliun, BTN Syariah Penuhi Syarat OJK Buat Spin Off

“Kita ke depannya, kredit itu akan menyesuaikan dengan likuiditas sehingga cost of fund kita nggak akan terlalu tinggi. Kecuali kalau pertumbuhan likuiditas nasional di atas 10 persen ya. Ini kan cuma 3,8 persen, ketika demand-nya lebih besar ketimbang supply-nya, harganya kan pasti naik,” jelas Jasmin.

Di samping itu, Jasmin menjelaskan bahwa target kredit yang tidak meningkat tahun ini karena BTN ingin menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) di bawah level 90 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

5 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

6 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

19 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

20 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

20 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

20 hours ago