Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis target kinerja tahun ini bisa tercapai, meski kondisi global bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah diberbagai daerah.
Perseroan tetap optimis bisnis akan tercapai sampai dengan akhir tahun. Untuk itu perseroan tidak mengubah target bisnis 2018. Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni dapat tumbuh di atas 20 persen.
Target dalam RBB ini, kata Maryono, akan dapat terwujud seiring dengan peran Bank BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester dua tahun ini. FLPP ini dianggap menguntungkan bagi BTN.
“Skema FLPP sangat berbeda sekarang 75 persen dicover pemerintah dan 25 persen sisanya disediakan oleh SMF (PT Sarana Multi Finance). Jadi BTN sangat diuntungkan karena tidak perlu mencari dana mahal lagi,” ujar Maryoni dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis, 5 Juli 2018.
Menurutnya, investor tak perlu khawatir dengan kinerja BTN tahun ini, meski ada kenaikan suku bunga acuan BI, namun tidak serta merta perbankan menaikkan suku bunga dana dan kredit. Terlebih saat ini perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito.
“Kami sedang rakor dan menugaskan untuk seluruh kepala cabang di Indonesia mendongkrak dana tabungan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan & Treasury BTN, Iman Nugroho Soeko menambahkan, bahwa untuk dapat mencapai target bisnis yang dipatok 20 persen tersebut, Bank BTN akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, peningkatan DPK berbiaya rendah, sehingga rasio pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) terjaga dan target Fee Based Income tercapai.
“Jadi tidak perlu khawatir mengenai bisnis BTN yang kami bisa lakukan adalah membukukan kinerja yang sesuai dengan target dan itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah laporan keuangan Juni, September dan Desember nanti keluar,” ucap Iman.
Adapun sampai dengan kuartal I-2018 Bank BTN telah menyalurkan kreditnya sebesar Rp202,5 triliun atau tumbuh19,34 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp169,68 triliun. Dari jumlah total kredit tersebut, kredit perumahan menempati porsi 91,09 persen, naik 20,32 persen dari Rp153,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp184,46 triliun di akhir Maret 2018.
Sedangkan, kredit non-perumahan juga meningkat 10,17 persen dari Rp16,37 triliun menjadi Rp18,03 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73 persen dari Rp214,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp258,73 triliun di periode yang sama tahun ini. Dengan capaian tersebut, laba bersih Bank BTN tercatat naik 15,13 persen dari Rp594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp684 miliar di periode yang sama tahun ini.
Untuk DPK, perseroan berhasil tumbuh 23,54 persen secara tahunan dari Rp157,41 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp194,48 triliun per kuartal I-2018. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan BTN bersumber dari kenaikan tabungan sebesar 43,35 persen dari Rp30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp44,06 triliun di periode yang sama tahun ini.
Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing 22,55 persen menjadi Rp51,14 triliun dan 16,87 persen menjadi Rp99,28 triliun per 31 Maret 2018. (*)