Semarang – Dunia perbankan dalam tiga tahun terakhir menghadapi dinamika digitalisasi yang berdampak pada bisnis perbankan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melakukan serangkaian langkah adaptasi, antara lain dengan melakukan transformasi digital sejak tahun 2015 lalu.
Sejumlah inovasi dirilis untuk mendekatkan Bank BTN terhadap kebutuhan nasabah yang semakin kompleks namun membutuhkan layanan transaksi dan akses terhadap produk perbankan yang mudah, murah dan cepat. Sehingga digital banking menjadi salah satu solusi yang perlu dioptimalkan fungsinya, terutama ke nasabah dari generasi millennial.
“Digital Banking kini mutlak dikembangkan oleh perbankan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi namun juga menggaet nasabah baru, terutama kids zaman now, yaitu para millennial karena mereka menyukai serba instant dan simple,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Universitas Negeri Semarang, Selasa, 31 Oktober 2017.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, perseroan juga telah meluncurkan BTN Digital lounge yang kini diubah menjadi smart branch, kemudian merilis Digital Solution, yakni aplikasi perbankan untuk ponsel pintar selain internet banking BTN.
Aplikasi yang diunduh lewat playstore/appstore itu menjadi pilihan nasabah, terutama millenial karena memudahkan untuk melakukan pembayaran tagihan kartu kredit/asuransi, transfer dan membayar pembelian e-commerce yang kini menjadi trend berbelanja konsumen serta melakukan top up digital payment seperti gopay, grabpay dan sebagainya,
“Frekuensi penggunaan aplikasi perbankan oleh golongan millennial semakin meningkat seiring bertambahnya fitur transaksi karena mereka menyukai fitur yang mempermudah aktivitas mereka baik untuk bekerja atau sekadar hiburan. Mereka ini menjadi sasaran perbankan karena kelak akan menyumbang pendapatan terbesar bagi industri perbankan setidaknya dalam satu dekade mendatang,” ucapnya.
Selain aplikasi, Bank BTN juga mengoptimalkan situs www.btnproperti.co.id. Situs ini menjadi kanal pemasaran digital untuk mendekatkan BTN ke calon nasabah yang menghendaki aplikasi KPR yang cepat dan jual beli properti yang mudah. Situs ini terbukti mujarab menggiring debitur KPR.
Sementara pada periode Januari- September 2017, jumlah pengajuan KPR online meroket 123 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari 3.264 aplikasi KPR menjadi 7.272 aplikasi KPR. Adapun realisasinya juga naik 32 persen di periode tersebut atau menjadi sekitar 1.485 unit dari 1.127 unit.
“Meski realisasi KPR masih didominasi pengajuan KPR konvensional, namun kenaikan aplikasi KPR online menjadi bukti tren penggunaan internet untuk penjualan produk perbankan semakin meningkat,” kata Maryono.
Makin pesatnya perkembangan digital banking, ata dia, juga manambah efisiensi bagi sejumlah perusahaan termasuk Bank, misalnya penurunan jumlah cabang, hingga SDM. Sehingga di era digital, korporasi membutuhkan SDM yang inovatif, mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan menambah kemampuan yang mengakomodasi dinamika kebutuhan masyarakat.
“Untuk itu, BTN mencoba membantu mahasiswa dengan membuka sejumlah titik BTN zone di beberapa perguruan tinggi, yang tujuannya mengenalkan digital banking di perbankan,” tambah Maryono.
BTN Zone memberikan akses ke mahasiswa untuk terkoneksi dengan internet, mempelajari produk perbankan BTN, dan merasakan langsung kemudahan bertransaksi dengan aplikasi digital solutions yang bisa mendorong mendorong cashless society. Generasi millenial dan Z diyakini akan memperkuat penetrasi digital banking karena mereka akan menjadi angkatan kerja di masa mendatang.
“Dengan memberikan pengalaman perbankan digital sejak dibangku kuliah akan memudahkan Bank BTN menawarkan produk lainnya seperti kartu kredit, uang elektronik dan lain sebagainya,” tutup Maryono. (*)