WSBI sendiri lanjutnya cukup aktif dalam melakukan diskusi seputar isu global yang bisa mempengaruhi industri perbankan, pembahasan terkait inklusi keuangan dan berupaya mengarahkan anggotanya kepada kebijakan terkait kepedulian lingkungan serta berkontribusi kepada peningkatan ekonomi.
“Oleh karena itu kita akan mengajak agar seluruh anggota WSBI di kawasan Asia Pasifik dapat berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan program keuangan inklusif. Selain itu juga kita akan mengajak perbankan di Indonesia dan perbankan di negara-negara Asia Pasifik yang tidak tergabung dalam keanggotaan WSBI, untuk secara aktif membangun kerjasama dan berkolaborasi dengan WSBI dalam rangka mewujudkan akses keuangan untuk semua orang yang lebih baik,” tegasnya.
Konferensi yang bertema “Cultivating Saving to Promote Financial Inclusion”, mengingatkan betapa pentingnya peran perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk terus berkontribusi dalam gerakan menabung, melakukan edukasi dan terus melayani masyarakat lewat pengembangan produk keuangan inklusif.
Hal ini akan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional di masing-masing Negara serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.
(Baca juga : Jokowi Heran Masih Ada Orang Nabung di Bawah Bantal)
Indonesia sangat berkepentingan dengan isu stretegis yang dibawa WSBI terkait dengan financial inclusion. Pemerintah sendiri untuk mendukung percepatan implementasi program ini pada tanggal 7 September 2016 telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Pemerintah mengharapkan melalui penetapan peraturan ini maka terjadi percepatan implementasi program keuangan inklusif di Indonesia secara merata bisa menjangkau dan melayani masyarakat Indonesia. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga