Magelang – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) merangkul pelaku Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibina Balai Ekonomi Desa (Balkondes) untuk Go Digital. Para pelaku UMKM yang dibina Balkondes di Karanganyar ini adalah para pengrajin gerabah yang menjadi ciri khas desa tersebut.
Langkah Bank BTN ini sejalan dengan misi Pemerintah yang menargetkan 6 juta UMKM untuk Go Digital dan pengembangan potensi ekonomi sesuai dengan peta jalan sistem perdagangan elektronik yang tercantum di Perpres No 74/2017. Ekonomi digital yang makin berkembang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Balkondes BTN di Karanganyar menjadi ruang bagi para pengrajin untuk tidak sekadar unjuk gigi, tapi juga mendapat edukasi untuk berkembang di era ekonomi digital saat ini,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Maryono dalam keterangannya, diterima di Jakarta, Senin, 21 Agustus 2017.
Setidaknya, kata dia, ada 80 pengrajin gerabah yang dibina di Balkondes Bank BTN. Para pengrajin diberi pelatihan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan mendukung pemasaran produk mereka ke seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia. Pelatihan tersebut meliputi pembukaan akun e-dagang atau e-commerce, menciptakan nilai tambah pada produknya mengisi gerai online dengan foto produk yang layak jual, kemasan menarik, dan sebagainya di situs penjualan online atau e-commerce.
“Pelatihan ini diharapkan bisa mendorong pengrajin lebih aktif berjualan via online, sebab saat ini kontribusi transaksi e-commerce UMKM masih sangat rendah,” ucap Maryono.
Bank BTN sendiri melengkapi Balkondes Karanganyar dengan etalase online di situs belanja online. Dengan bergabung dalam situs tersebut, UMKM yang dipayungi di Balkondes BTN bisa melakukan beragam transaksi digital. Pada kesempatan ini, Bank BTN merilis aplikasi pembayaran Quick Respons Payment untuk merchant maupun nasabah untuk memudahkan transaksi.
Aplikasi Quick Response Payment merupakan suatu aplikasi yang bisa dioperasikan di ponsel atau PC untuk memudahkan pembayaran dengan cara meminda kode QR yang terpampang di layar merchant.
“Jadi penjual bisa memasukkan nilai transaksi, begitu selesai dipindai maka dana nasabah di tabungan secara real time sudah dipotong. Tentu ini akan lebih efisien, cepat mudah dan aman,” jelas Maryono.
Berdasarkan data Deloitte (2016) dari 57,9 juta UMKM di Indonesia, kurang dari 9 persen yang menyentuh e-commerce. Dengan begitu sumbangannya ke nilai perdagangan online nasional sangat minim sementara peran UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sangat dominan, tahun 2016 silam kontribusinya mencapai 57,9 persen.
Selain lewat Balkondes, untuk mengajak UMKM Go Digital, Bank BTN bersama dengan BUMN lain telah membangun Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang tersebar di seluruh nusantara. RKB dibangun sebagai fasilitator UMKM untuk mengasah kemampuan mereka memasarkan produknya lewat e-commerce.
“Potensi UMKM harus terus dibangun sehingga sinergi BUMN dibutuhkan untuk merangkul semua UMKM yang merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia untuk bergerak di ekonomi digital, apalagi tahun 2020, pemerintah memprediksi potensi bisnis e-commerce nasional mencapai US$130 miliar,” paparnya.
Sementara itu bagi perbankan, peningkatan e-commerce akan ikut memupuk pendapatan non bunga. Per Juli 2017, jumlah transaksi online (Debit) meroket 365 persen atau mencapai 31.727 transaksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sekitar 7.258.
Peningkatan ini tentu saja diiringi dengan kenaikan nilai transaksi. Nilai transaksi online yang mayoritas untuk jual beli online melejit 216% menjadi Rp72 miliar pada bulan Juli 2017 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 23 miliar.
“Kami sedang gencar meningkatkan kerjasama baik business to business (B2B) maupun business to consumer (B2C) untuk meningkatkan pendapatan non bunga dari transaksi digital bisa naik 86 persen dibandingkan tahun lalu menjadi sebesar Rp153,9 miliar pada tahun ini,” tutup Maryono. (*)