Yogyakarta – Bank Syariah Indonesia (BSI) terus memperkuat perannya dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Per 6 Agustus 2021, penyaluran dana PEN BSI sudah mencapai Rp2,8 triliun kepada 20,76 ribu debitur.
“Tahap kedua, walaupun dana pemerintah hanya Rp3 triliun tapi kita coba liat gandakan untuk bisa menjangkau masyarakat yang membutuhkan apalagi pada saat pandemi ini. Tentunya dengan KUR Syariah, mikro syariah yang kita salurkan ke pelosok-pelosok,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi dalam Islamic Finance Summit 2021, kerja sama Infobank dengan MES, KNEKS, BI, OJK, dan Tokoh Syariah, Kamis, 30 September 2021.
Pada program PEN tahap pertama (September 2020-Maret 2021), BSI telah menyalurkan pembiayaan kepada 63,46 ribu debitur dengan nilai Rp8,6 triliun atau 2,8 kali dari dana Rp3 triliun yang ditempatkan pemerintah.
Di satu sisi, bisnis BSI juga berjalan cukup mocer. Terlihat dari rapornya yang membiru hingga pertengahan tahun.
Hingga semester I 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun, naik 11,73% dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun. Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp 75 triliun atau setara 46,5% dari total pembiayaan.
Jika dirinci lagi, pembiayaan di segmen retail mencakup pembiayaan griya sebesar Rp39,1 triliun, pembiayaan payroll Rp24,5 triliun, pembiayaan oto Rp2,1 triliun. Kemudian pembiayaan gadai mencapai Rp4,3 triliun.
“Syariah ini bidang usahanya lengkap. Kita bisa gadai, di bank konvensional tidak bisa. Kemudian cicil emas bisa, leasing (ijarah) juga bisa dilakukan di produknya BSI,” ucap Hery
Sedangkan dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp 216,36 triliun, naik 16,03% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun.
Didorong fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik, BSI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik 34,29% (yoy). (*) Dicky F.