Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di Dunia, penetrasi pasar Bank Syariah di Indonesia masih sangat rendah yaitu hanya 4,1%. Angka tersebut bahkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang mencapai 29%.
Oleh karena itulah, inovasi Kementerian BUMN untuk menggabungkan (merger) PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi kunci untuk meningkatkan pentrasi tersebut.
“Nah ini yang saya rasa harus menjadi fokus bagaimana opsi pengembangan ekonomi syariah supaya bisa menjadi opsional dan harus menjadi prioritas,” kata Erick pada Webinar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang digelar virtual di Jakarta, Jumat 22 Januari 2021.
Erick menambahkan, pergeseran minat penduduk Indonesia terhadap Ekonomi Syariah mulai terjadi secjak 2016. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi institusi penyedia layanan syariah khususnya perbankan.
“Konsep syariah saja tidak cukup, perlu dikemas secara digital dengan kualitas pelayanan tinggi, serta adanya institusi yang kuat,” tambah Erick.
Dirinya memperkirakan, usai merger Bank Syariah Indonesia bakal masuk dalam sepuluh bank syariah dengan kapitalisais aset terbesar di level global serta menjangkau market share yang lebih luas. Dimana berdasarkan data Desember 2020, total aset hasil merger Bank Syariah Indonesia telah mencapai kisaran Rp225 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Np