Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap sistem perbankannya. Bank pelat merah ini memastikan tidak menemukan serangan tersebut. Seluruh layanan dan sistem perbankan masih berjalan normal.
“BRI telah melakukan asesmen mendalam dan tidak menemukan adanya ancaman ransomware terhadap sistem kami. Asesmen lebih lanjut juga menunjukkan bahwa data yang dipublikasikan bukanlah data keluaran dari sistem BRI,” kata Arga M. Nugraha, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI dalam keterangan resminya dikutip 21 Desember 2024.
Bahkan, hingga saat ini layanan yang dimiliki BRI masih berjalan normal tanpa ada gangguan, dan mememastikan data nasabah terjaga.
“BRI menegaskan kembali bahwa seluruh layanan dan sistem perbankan BRI berjalan dengan normal tanpa gangguan dan kami senantiasa memastikan keamanan data nasabah terjaga,” tegasnya.
BRI juga menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimilikinya telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman.
“Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi,” jelasnya.
Baca juga: BRI dan Artajasa Sinergi Luncurkan Fitur Cardless Withdrawal
Baca juga: Jelang Libur Nataru, BRI Siapkan Uang Tunai Rp24,6 Triliun
Sementara, menurut Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute, sebaiknya pihak-pihak yang membuat keresahan dengan menyebarkan rumor bahwa sebuah bank kena hack yang belum tentu benar bisa menahan diri. Apalagi, bisa jadi ada pihak yang punya motif tertentu, misalnya hendak menjadi vendor atau konsultan cyber security.
Sebab, lanjut Eko, kalau tidak hati-hati bisa saja membuat sebuah bank kehilangan reputasi, menimbulkan ketidakpercayaan, dan bisa membuat kegoncangan yang serius. Ini harus dihentikan dan pihak berwajib harus segera bertindak
“Pihak-pihak yang berwenang harus menertibkan dengan tegas, apalagi masyarakat Indonesia belum semua melek finansial dan digital yang mudah kena hoax, kalau perlu dijerat pasal subversi karena bisa menghancurkan sebuah bank,” tegas Eko B. Supriyanto dalam sebuah diskusi di Jakarta baru-baru ini.
Sebelumnya, heboh di media sosial X melalui akun @FalconFeedsio yang menyampaikan bahwa BRI tengah terkena serangan bashe ransomware pada, Rabu, 18 Desember 2024.
Akun tersebut menyebut bahwa kelompok peretas berencana merilis sekaligus menawarkan data nasabah BRI untuk dijual. Akun @FalconFeedsio juga membagikan sejumlah informasi terkait kelompok peretas. (*)