Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) meraih tiga penghargaan bergengsi dalam ajang Bisnis Indonesia TOP BUMN Award 2020 “Survive in Crisis: The Most Resilient BUMN 2020”. BRI dinobatkan sebagai The Most Resilient BUMN, The Best CEO untuk Direktur Utama BRI Sunarso dan The Best CFO untuk Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo.
Ketiga penghargaan ini diraih BRI dalam kategori perusahaan publik sektor keuangan dengan aset lebih dari Rp15 triliun. Penghargaan tersebut diberikan pada, Senin (30/11) siang di Jakarta, sebagai wujud apresiasi atas kinerja BRI sebagai BUMN sektor keuangan di tengah situasi menantang akibat pandemi Covid-19.
Apresiasi diberikan terhadap BRI berdasarkan penilaian Dewan Juri dan kajian serta riset Bisnis Indonesia Konsultan terhadap seluruh laporan keuangan perusahaan BUMN. Penilaian atas persona, strategi, kebijakan, dan cara beradaptasi perusahaan di era pandemi juga diukur untuk menentukan pemenang The Best CEO dan CFO BUMN yang diraih BRI.
“Semua penghargaan ini saya dedikasikan kepada seluruh insan BRILian, yaitu para pekerja BRI di manapun berada, dari semua level sampai ujung tombak yang melayani masyarakat di pelosok tanah air. Ini penting bagi kami semua, karena penghargaan ini adalah pengakuan terhadap kerja keras, kerja tulus, dan kerja ikhlas seluruh insan BRILian untuk mempertahankan bisnis secara resilient,” ujar Sunarso dalam saat menerima penghargaan seperti dikutip, Selasa, 1 Desember 2020.
Sunarso juga menyebut pentingnya peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap kinerja BRI yang sustain di tahun 2020. Karena itu, penghargaan yang diraih BRI juga dipersembahkan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
“Dalam situasi yang tidak mudah ini, teman-teman di seluruh unit kerja BRI tetap semangat melakukan restrukturisasi menyelamatkan nasabah UMKM. Karena sesungguhnya menyelamatkan UMKM adalah menyelamatkan BRI itu sendiri. Karena porsi UMKM terhadap PDB adalah 68 persen, maka menyelamatkan UMKM juga sama dengan menyelamatkan perekonomian indonesia,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo berkata penghargaan yang diraih akan menjadi motivasi agar pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih baik lagi ke depannya.
“Penghargaan ini jadi sebuah alat introspeksi untuk lakukan perbaikan-perbaikan, meningkatkan kualitas layanan, dan memberi nilai tambah kepada seluruh stakeholder. Terima kasih atas kepercayaannya kepada kami, dan kami akan terus komitmen terus tumbuh ke depan menjadi perusahaan yang menjawab kepercayaan publik,” ujar Haru.
Dalam sambutan di acara penganugerahan penghargaan tersebut, Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mengungkapkan, bahwa di masa pandemi Covid-19 banyak BUMN yang harus menunjukkan kemampuan ekstra demi bertahan, berinovasi, serta beradaptasi untuk menjaga kinerja perusahaan. Upaya ekstra dibutuhkan karena bisnis 90 persen BUMN terdampak pandemi Covid-19.
“Banyak BUMN yang berusaha survive di masa pandemi ini dan berupaya keluar dari tekanan pandemi dengan mengambil langkah-langkah penting dan strategis agar kinerja tidak terhadang oleh berbagai keterbatasan yang muncul, dan tidak terperosok mengalami kerugian lebih dalam. Sebagai agen pembangunan, BUMN juga terus menjalankan fungsi sosial dengan turut aktif berpartisipasi dalam membantu pemerintah menangani dan mengatasi pandemi ini secara langsung dan tidak langsung,” kata Susyanto.
Meski menjalani masa sulit, hingga kuartal III tahun ini BRI masih mampu mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari nilai aset BRI yang tetap tumbuh 10,89 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp1.447,85 triliun. Pada periode yang sama, laba perusahaan terhitung sebesar Rp14,15 triliun.
BRI juga mengambil peran aktif dalam rangka penyelamatan UMKM di tengah pandemi serta implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam prakteknya, BRI merealisasikan stimulus diantaranya penyaluran kredit dari penempatan dana PEN mencapai Rp45 triliun kepada 1,17 juta debitur, restrukturisasi kredit Rp192,25 triliun kepada 2,95 juta debitur. Penjaminan kredit UMKM sebesar Rp6,19 triliun kepada 10 ribu debitur, penyaluran subsidi bunga UMKM Rp3,83 triliun kepada 6,5 juta debitur dan penyaluran KUR super mikro Rp5,2 triliun kepada hampir 600 ribu nasabah.
Selain itu, BRI telah mencairkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp6,2 triliun kepada 2,6 juta pelaku usaha mikro dan BRI juga menyalurkan subsidi gaji pekerja / buruh sebesar Rp3,96 triliun kepada 3,3 juta penerima.
Sunarso menambahkan, seluruh sumber daya di BRI saat ini tengah difokuskan untuk menyalurkan stimulus tersebut supaya efektif sampai ke masyarakat sesuai dengan tujuannya. “Kita harus fokus agar stimulus ini sampai ke masyarakat. Stimulus ini lah yang akan meningkatkan daya beli. Kita bisa meningkatkan bisnis kalau ada demand,” imbuhnya.
Perseroan pun optimistis dengan strategi “business follows stimulus” yang tengah diterapkan. “Saat ini sudah mulai ada titik terang bahwa kita akan pulih. Mudah-mudahan harapan kita itu, dibarengi dengan vaksinasi membuat kita lebih aman agar aktivitas ekonomi bergeliat lagi. Dengan situasi seperti ini mencari keselamatan itu lebih bijak daripada mengejar keuntungan,” pungkas Sunarso. (*)