Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) optimistis penyaluran kredit miliknya hingga akhir 2020 masih tumbuh positif hingga 5% meski kondisi perekonomian nasional cukup tertekan akibat pandemi covid-19. Target tersebut memang terlihat menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang mencapai 11% (yoy).
Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, aktifitas masyarakat yang terhenti akibat pandemi covid-19 membuat permintaan kredit sedikit terhambat.
“Kredit kita proyeksikan tetap tumbuh positif. Berapa? Masing-masing bank beda. Kalau BRI masih bisa tumbuh 4-5 persen (yoy), yang penting kredit positif,” kata Sunarso usai menghadiri rapat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai penempatan dana Pemerintah di Himbara, Rabu 1 Juli 2020.
Dirinya menambahkan, salah satu faktor pendorong keyakinan bahwa kredit masih tumbuh positif adalah dana penempatan pemerintah ke perbankan milik negara sebesar Rp 30 triliun. Dana ini dinilai akan mendorong sektor riil yang tertekan akibat pandemi COVID-19.
Dalam paparan Menteri Keuangan sebelumnya tercatat, fokus penyaluran dana titipan Pemerintah untuk BRI, akan digunakan untuk ekspansi kredit UMKM selama enam bulan. Dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87 persen atau Rp 108,8 triliun dari total dana penempatan Rp 122,5 triliun.
Ekspansi tersebut akan difokuskan di sektor produksi (nonperdagangan)sebesar Rp71,32 triliun atau 58,21% dari total penempatan. Sementara area penyaluran kredit UMKM didominasi di daerah rural sebesar Rp 69,03 triliun atau 56,35%, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan. (*)
Editor: Rezkiana Np