Jakarta – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) berencana untuk membawa dua hingga tiga emiten untuk melakukan pencatatan umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) setelah pemerintahan baru terbentuk atau kuartal IV tahun ini.
“Dalam pipeline ada ya, ada dua atau tiga. Di kuartal IV 2024 sih pastinya,” kata Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo saat dijumpai wartawan, Rabu 14 Agustus 2024.
Meski demikian, Laksono mengatakan rencana IPO tersebut masih mempertimbangkan kondisi market kedepan. Utamanya, ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed fund Rate (FFR) yang akan memberi kepastian kepada pasar.
Baca juga: Usai IPO, Harga Saham NEST Sentuh ARA ke Posisi Rp270
“Kita masih melihat kondisi market. Apakah harapannya kan mungkin setelah pengumuman pemerintahan terbentuk. Kemudian di bulan September ada penurunan suku bunga di Amerika, harapannya market akan bisa lebih jelas arahnya ke mana,” ucapnya.
Laksono menambahkan bahwa belum terdapat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk ke dalam pipeline IPO dari BRIDS.
“Belum dari kami, nggak tau di tempat lain mungkin ada, tapi dari kami belum,” imbuhnya.
Sebelumnya, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menyampaikan ada empat perusahaan yang masuk di pipeline untuk melakukan pencatatan umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga kuartal II 2024.
Baca juga: BEI Ungkap Ada Dua Perusahaan Jumbo Bersiap IPO
“(mandat IPO) kita masih ada empat lagi di pipeline untuk IPO nanti sektornya itu adalah properti, ritel,” ucap Laksono di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 25 April 2024.
Selain itu, ia menambahkan bahwa, keempat perusahaan yang telah masuk ke dalam pipeline IPO tersebut, memiliki total nilai penawaran sebanyak Rp250-350 miliar.
“Nilai penawarannya mungkin antara Rp250-350 miliar totalnya. Sudah ada yang mau masuk OJK (prosesnya),” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama