Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku belum menerima permohonan divestasi dua bank pelat merah di PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI.
Sebagaimana diketahui, PT Bank Negara Indonesia (Persero) (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bakal hengkang dari Bank BSI sebagai pemegang sahamnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, rencana divestasi saham BNI dan BRI dari BSI sebetulnya bentuk corporate action yang biasa terjadi.
Baca juga: BNI dan BRI Bakal Cabut dari BSI, Dijual ke Asing?
“Akan tetapi kita di OJK memiliki pertimbangan tertentu karena BSI menjadi bank percontohan dalam skala besar yang masih baru sehingga nanti ada persoalan yang harus kita teliti dahulu, belum tentu kita izinkan,” kata Dian di Jakarta, Selasa, 5 September 2023.
Menurutnya, OJK tidak akan serta merta mengizinkan pelepasan saham kedua bank BUMN tersebut, karena belum mengetahui bagaimana landasan berpikirnya tersebut.
“Karena kita belum lihat proposalnya, secara pribadi saya belum menerima informasi resmi baik dari pemegang saham maupun dari banknya itu sendiri,” tandasnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN mengungkapkan, BSI tengah mencari investor strategis. Artinya, apabila sudah ada investor strategis maka posisi pemegang saham sebelumnya yaitu BRI dan BNI akan digantikan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini pemegang saham pengendali (PSP) masih dipegang oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Rencana pelepasan ini merupakan strategi untuk melebarkan pangsa pasar BSI secara global. Di mana, BSI mempunyai target menjadi Top 10 Bank Syariah Global di tahun 2025.
Baca juga: “DEMI” Ekspansi Bisnis BSI, BRI dan BNI Lepas Kepemilikan Sahamnya
“BSI mau nambah floating lagi. Dari pemegang saham pengendali kan Bank Mandiri, akan jadi pengendali selamanya dan ada strategis (investor). Jadi, BRI, BNI perlahan akan keluar dari BSI, ini kita lihat opportunity market,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data dari RTI, kepemilikan saham BSI terdiri dari Bank Mandiri yang sebesar 51,47% (pemegang saham pengendali), BNI 23,24%, BRI sebesar 15,38%, serta masyarakat 9,91%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra