Oleh Ida Bagus Kade Perdana, Mantan Direktur Utama Bank Sinar Jreeng, Pengamat ekonomi dan perbankan.
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk yang dinakhodai Sunarso, Bankir jebolan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sudah mengambil ancang ancang berupa langkah strategis. Telah melakukan komitmen pinjaman luar negeri sebesar US$1 milyar dengan kurs hari ini kisaran Rp14.800,- per US$1, atau sama dengan = Rp14.80 triliun berupa skema clud loan yang berasal dari 10 bank regional Asia, Eropa, dan Amerika.
Dengan adanya komitmen stand by loan ini mencerminkan dimasa sulit yang melanda dunia, BRI masih bisa membuktikan diri sebagai bank BUMN yang terpercaya tidak saja dari investor dalam negeri. Namun juga tidak tanggung tanggung memperlihatkan diri bahwa investor luar negeripun masih menaruh kepercayaan tinggi terhadap kinerja BRI kedepan. Dipastikan pinjaman luar negeri tersebut merupakan stanby loan untuk tujuan berjaga jaga. Dalam menghadapi situasi yang penuh ketidak pastian dengan semakin keringnya likuiditas perbankan.
Dalam upaya memperkuat struktur liabilities dan meningkatkan net stable funding ratio sekaligus menjaga likuiditas valas dan menyiapkan sumber pendanaan untuk ekspansi kredit. Akibat dari adanya situasi darurat yang penuh ketidak pastian.
Dengan semakin memburuknya perekonomian dampak dari wabah krisis multidimensional Covid 19 Corona. Sudah pasti juga pinjaman stand by loan sebesar kisaran Rp14,80 triliun sebagai langkah kompensasi terhadap kebijakan merealisasikan relaksasi pinjaman kepada para debetur UMKM nya. Berkaitan dengan adanya intruksi presiden untuk melakukan tindakan bank teknis. Untuk merealisasikan instruksi presiden guna memberikan relaksasi pinjaman berupa penundaan angsuran dan penurunan suku bunga kepada para pelaku UMKM.
BRI sebagai bank UMKM sudah pasti mempunyai tanggung jawab moril untuk membantu meringankan dan menyelamatkan UMKM yang paling awal terpuruk terkena imbas krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah virus Covid 19 Corona. Dimana pada krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia 1997 UMKM keluar sebagai penyelamat. Namun kini UMKM menjadi pecundang paling awal tersungkur tidak berdaya nyaris mati suri terkena dampak krisis multidimensional virus Covid 19 Corona. Perlu pertolongan untuk diselamatkan agar bisa bangkit dari keterpurukan menggeliatkan kembali perekonomian nasional yang babak belur dihajar Covid 19 Corona yang diharapkan segera berlalu dengan tuntas.
Terinfo BRI sudah cepat tanggap mengeluarkan kebijakan dan sudah merealisasikan pemberian relaksasi pinjaman kepada UMKM. Dengan demikian perlu diapresiasi langkah cepat dan visioner dari para bankir profesional handal para Direksi BRI yang dikomandoi oleh Sunarso sebagai Direktur Utamanya.
Dengan menyadarinya bahwa BRI tidak bisa mengabaikan perannya sebagai agen pembangunan. Langkah strategis dan kebijakan yang dilakukan oleh BRI dalam upaya mengamankan perannya memperkuat banknya agar tidak menjadi beban pemerintah sekaligus berkontribusi menyelamatkan perekonomian nasional perlu diteladani oleh para bankir nasional lainnya. (*)