Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan PT Indonesia AirAsia (AirAsia) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of Understanding (MoU) tentang penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan yang modern melalui payment channel.
Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Konsumer BRI Sis Apik Wijayanto dan Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko di Plaza Bapindo, Jakarta, Jumat 27 Mei 2016.
Sis Apik mengatakan dengan adanya kerjasama ini bersama kedua belah pihak maka akan meningkatkan value costumer di BRI dan AirAsia. Sebab, BRI memiliki customer base sebanyak 56 juta nasabah.
Selain itu, BRI pun sampai kuartal I-2016 memiliki 10.612 jaringan kerja konvensional, yang terdiri dari 8.539 jaringan mikro, 983 kantor kas, 603 KCP, 467 kantor cabang, serta 19 kantor wilayah yang semuanya terhubung real time online.
Kemudian, ada juga peningkatan jumlah jaringan e-channel yang didominasi oleh pertambahan electronic data capture (EDC) sebesar 56.554 menjadi 187.758 unit, Automatic Teller Machine (ATM) bertambah 2.000 menjadi 22.792 unit serta Cash Deposit Machine (CDM) bertambah 500 menjadi 892 unit.
“Itu semua bisa digunakan oleh customer AirAsia. Sinergi kedua belah pihak tentu akan meningkatkan value untuk nasabah dan customer PT Airasia Indonesia. Sehingga pembelian tiket AirAsia bisa lebih gampang dan mudah lewat jaringan yang kita miliki,” terang Sis Apik.
Di tempat yang sama, Sunu menerangkan, kerja sama strategis ini diharapkan dapat meningkatkan kemudahan akses bertransaksi bagi jutaan nasabah BRI untuk menikmati kualitas pelayanan AirAsia menuju destinasi-destinasi terbaik di Asia dan Australia.
“Melalui kerjasama ini kami juga berharap dapat memperkenalkan AirAsia lebih luas ke berbagai segmen masyarakat Indonesia,” tutur Sunu.
Dengan adanya penandatanganan ini, Sunu menambahkan, jasa layanan perbankan yang diberikan kepada AirAsia Indonesia semakin berkembang dan hampir menyeluruh berdasarkan prinsip mutual trust dan mutual benefit. Potensi yang diraih bukan semata-mata untuk meraih keuntungan, tetapi menjadikan masyarakat lebih peka akan menggunakan payment channel, dan tidak juga meninggalkan kebiasaan menggunakan uang tunai.
”Angka sekarang payment itu 30% dari debit, kredit 30%, sisanya cash. Menjadi dalam cashless community, tren uang Rupiah penggunaan berkurang. Ekonomi yang tumbuh penggunaan pake kartu kredit penurunan, pembayaran memang non-cash, tapi debit card, yang ingin diraih ke depan trennya akan move ke cashless. Penggunaan credit card akan berkurang, karena dari segi transaksi bunganya. Ini akan kita raih,” pungkas Sunu. (*)
Editor: Paulus Yoga