Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) memperkirakan kinerja perusahaan masih akan positif di tahun 2019. Hal tersebut ditopang oleh penyaluran kredit yang di proyeksikan meningkat 34,61 persen (yoy) di 2019.
Pada 2018 sendiri penyaluran kredit Perseroan tercatat hanya sebesar Rp13,66 triliun.
“Kalau untuk Kuartal III-2019 saja penyaluran kredit mencapai Rp18,39 triliun,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama AGRO, Ebeneser Girsang, di Jakarta, Rabu, 27 November 2019.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) AGRO lanjutnya sampai akhir tahun ini diperkirakan meningkat 24,55 persen (yoy) dari perolehan pada Desember 2018 sebesar Rp18,07 triliun. Sedangkan pada Kuartal III-2019, total DPK AGRO tercatat sebesar Rp19,7 triliun.
Lebih lanjut Ebeneser memproyeksikan, total aset AGRO hingga akhir 2019 akan bertumbuh 19,22 persen dari posisi per akhir 2018 yang sebesar Rp20,91 triliun. Sebagaimana diketahui, total aset Perseroan per akhir September 2019 tercatat sebesar Rp24,92 triliun.
Ebeneser meyakini, per akhir Desember 2019 tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) AGRO sebesar 6,76 persen (gross) dan NPL net sebesar 3,95 persen.
“Pada tahun 2021, NPL gross kami akan berada di bawah 5 persen dan NPL net akan sebesar 2 persen,” ucapnya.
Menurut dia, optimisme Perseroan untuk menekan NPL gross ke level 6,76 persen tersebut, karena pada Kuartal IV-2019 ini AGRO akan mengakselerasi frekuensi lelang aset debitur bermasalah dan meningkatkan pencarian investor baru serta merestrukturisasi pinjaman debitur.
“Kalau urusan dua nasabah kami yang menyumbang NPL ke AGRO bisa beres. Kami yakin NPL gross di bawah 5 persen bisa lebih cepat terealisasi. Per akhir September 2019, NPL gross kami 7,51 persen dan NPL net 4,86 persen,” papar Ebeneser.
Dia menyebutkan, dua nasabah penyumbang NPL terbesar adalah perusahaan perkebunan sawit dan perusahaan properti. “Kami akan perbaiki persoalan NPL ini. Apakah melakukan lelang atau mencari investor baru,” imbuhnya. (*)