Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) memandang mewabahnya virus corona di dunia belum begitu berdampak terhadap perdagangan Indonesia.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, virus corona pertama kali ditemukan pada tanggal 3 hingga 5 Januari 2020 dan mulai mewabah ke berbagai negara pada tanggal 20 Januari 2020 karena itu dampaknya belum begitu terasa ke Indonesia.
“Setelah itu tanggal 31 Januari itu ditetapkan darurat WHO, jadi kalau dilihat dampak isu relatif meningkat namun saya tekankan ekspor impor pada Januari 2020 pegnaruh itu belum terlihat signifikan,” jelas Suhariyanto di Kantor Pusat BPS Senin 17 Febuari 2020.
Meski begitu, menurutnya Pemerintah Indonesia harus terus mewaspadai dan mengantisipasi penyebaran virus corona. Dirinya memandang, apapun yang terjadi di negara Tiongkok akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi RI.
“Kembali saya pikir seluruh negara perlu mewaspadai, bahwa penurunan perutumbuhan ekonomi dari Tiongkok sebesar 1 persen saja bisa memepengaruhi negara lain itu adalah simulasi,” tambahnya.
Hingga Jumat (17/2) pemerintahan Tiongkok sendiri telah melaporkan 242 kematian tambahan serta 14.840 kasus baru coronavirus. Angka tersebut tercatat peningkatan 45% dari hari sebelumnya
Sebagai informasi, pada Januari 2020 neraca dagang masih mengalami defisit sebesar US$870 juta. Angka tersebut terjadi lantaran nilai ekspor yang hanya mencapai US$13,41 miliar. Sedangkan impor pada periode yang sama mencapai US$14,28 miliar. (*)
Editor: Rezkiana Np