Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,83. Dari 82 kota IHK, 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96 persen dengan IHK sebesar 144,44 dan terendah terjadi di Sampit dan Bulukumba masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 129,86 dan 133,21.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,13 persen dengan IHK sebesar 127,31 dan terendah terjadi di Pematangsiantar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 132,80.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,38 persen.
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,35 persen; kelompok sandang sebesar 0,23 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
“Untuk tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2017 sebesar 1,67 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 4,33 persen,” ujarnya, di Jakarta, Jumat, 2 Juni 2017.
Komponen inti pada Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,16 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Mei) 2017 terjadi inflasi sebesar 1,33 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 3,20 persen. (*)