Nasional

BPS: Ketimpangan Gender Menurun, Tapi Masih Tinggi di 22 Provinsi

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2024 menjadi 0,421, dibandingkan 0,447 pada 2023.

Penurunan itu menunjukkan adanya perbaikan dalam kesetaraan gender, khususnya dalam aspek kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan partisipasi di pasar tenaga kerja.

“IKG tahun 2024 sebesar 0,421. Artinya, masih terdapat ketimpangan antara laki-laki dan Perempuan, namun capaian ini lebih baik dari tahun sebelumnya, di mana IKG tahun 2023 tercatat 0,447,” ujar Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Senin, 5 Mei 2025.

Baca juga: BPS: Pengangguran di Indonesia Capai 7,28 Juta Orang per Februari 2025

Secara rinci, dalam dimensi kesehatan reproduksi, proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan dalam dua tahun terakhir menurun menjadi 9,4 persen. Sementara itu, persentase perempuan yang melahirkan anak pertama sebelum usia 20 tahun tercatat sebesar 24,8 persen.

Kemudian, dari aspek pemberdayaan, persentase penduduk laki-laki yang berpendidikan minimal SMA adalah 43,78 persen, sementara perempuan mencapai 37,64 persen.

Di sektor politik, BPS mencatat proporsi anggota legislatif laki-laki sebesar 77,54 persen dan perempuan 22,46 persen.

Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Meningkat

Selain itu, dalam aspek pasar tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki tercatat sebesar 84,06 persen, sementara perempuan sebesar 56,42 persen.

Amalia menyampaikan, selama periode 2018 hingga 2024, IKG Indonesia menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Pada tahun 2024, IKG Indonesia mencapai 0,421 turun 5,82 persen atau lebih dari 2 kali lipat persentase penurunannya dibandingkan yang terjadi pada 2023.

“Penurunan ini dipicu oleh perbaikan di seluruh aspek, khususnya aspek pasar tenaga kerja,” tandasnya.

Baca juga: BPS Ungkap Faktor Pendorong Ekonomi RI Tumbuh 4,87 Persen pada Kuartal I-2025

Ketimpangan Antarwilayah Masih Terjadi

Meski mencatat tren positif, ketimpangan gender antarwilayah masih menjadi tantangan. IKG di 22 provinsi masih berada di atas angka nasional, terutama di wilayah Maluku, Papua, Kalimantan, dan sebagian wilayah Sulawesi serta Sumatra.

Sementara itu, sebagian besar provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mencatat capaian IKG yang lebih baik dari rata-rata nasional.

“Pada 2024, BPS untuk pertama kalinya menyajikan IKG untuk 38 provinsi mencakup Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua dan Papua Barat. Hal ini didukung dengan ketersediaan data DPRD menurut jenis kelamin di wilayah DOB,” paparnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

4 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

10 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

50 mins ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

1 hour ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

2 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago