Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi sepanjang 2016 kalender (Januari – Desember) dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,02%.
Kepala BPS Suhariyanto menambahkan, untuk laju inflasi bulanan pada Desember 2016 sebesar 0,42% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,71. Dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi.
Dia menjelaskan, inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25% dengan IHK sebesar 124,94 dan terendah terjadi di Padangsidimpuan dan Tembilahan masing-masing sebesar 0,02% dengan IHK masing-masing sebesar 125,36 dan 129,89.
“Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,52% dengan IHK sebesar 125,64 dan terendah terjadi di Tegal sebesar 0,09% dengan IHK sebesar 122,49,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.
Menurutnya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,50%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,45%. Lalu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,18%.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,32%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05%, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,12%. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,46%.
Untuk komponen inti pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,23%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2016 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,07%. (*)