Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2022 terjadi inflasi sebesar 0,09% dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,85. Sedangkan, tingkat inflasi tahun kalender (November 2022 terhadap Desember 2021) tercatat 4,82% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2022 terhadap November 2021) sebesar 5,42%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, inflasi di bulan November disebabkan karena bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok, beras, telor ayam ras, dan tarif angkutan dalam kota.
“Untuk inflasi tahunan terbesar pada kelompok transportasi sebesar 15,45% yang mengambil andil 1,86%,” ungkap Setianto, Kamis, 1 Desember 2022.
Dari 90 kota yang dipantau, Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor sebesar 9,20% dan inflasi terendah di Kota Ternate sebesar 3,26%.
“Penyebab inflasi di Tanjung Selor yang sebesar 9,20% utamanya disebabkan oleh angkutan udara dengan andil sebesar 2,07%, bensin 1,27%, bahan bakar rumah tangga 0,87% dan cabai rawit 0,37%,” jelasnya.
Kemudian, inflasi menurut komponen, yaitu komponen harga yang diatur pemerintah sebesar 13,01% yoy yang mengambil andil sebesar 2,30%, didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara dan tarif angkutan dalam kota.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 5,70% atau mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Oktober 2022 yang sebesar 7,19% memberikan andil 0,95%.
“Terlihat untuk harga yang bergejolak kembali mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan,” jelasnya.
Selanjutnya, komponen inflasi inti masih mengalami inflasi sebesar 3,30% yang mengambil andil sebesar 2,17%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra