Info BPR

BPR Menanti Dana Pemda

Hingga Agustus 2016, industri BPR masih menunjukkan kinerja positif. Menurut catatan Biro Riset Infobank (birI), pada periode Januari sampai dengan Agustus 2016 kredit BPR tumbuh 6,59% secara year to date (ytd), sedangkan dana pihak ketiga (DPK) dan asetnya masing-masing tumbuh 7,85% dan 6,26%. Itu menunjukkan bahwa BPR masih mempunyai taji untuk tumbuh, kendati banyak tantangan mengadang.

BPR juga memiliki peranan besar dalam meningkatkan perekonomian daerah sesuai dengan program Nawacita pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), yakni membangun dari pinggir. Untuk mencapai cita-cita itu, akses masyarakat kecil terhadap BPR harus terus ditingkatkan.

Sayangnya, kelemahan-kelemahan yang ada pada BPR membuat produk dan layanannya menjadi terbatas. BPR pun sulit mendapatkan dana murah yang menyebabkan tingginya biaya dana, inefisiensi, serta biaya overhead tinggi. Alhasil, itu menjadi batu sandungan bagi industri BPR dalam memajukan perekonomian daerah.

Pemerintah daerah (pemda) juga memiliki kepentingan untuk meningkatkan perekonomian daerahnya. Salah satunya, melalui badan usaha milik daerah (BUMD), di mana BPR merupakan salah satu BUMD. Saat ini peran pemda di BPR terbatas pada penyertaan modal dan sebagai pengawas BPR.

Padahal, BPR juga memiliki potensi untuk menjadi bank pengelola keuangan daerah. Lambannya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) membuat dana milik pemda yang menganggur di bank cukup besar. Awal Agustus lalu Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dana APBD kabupaten/kota yang tersimpan di bank sampai dengan Mei 2016 mencapai Rp246 triliun.

Jika BPR dipercaya menjadi pengelola dana APBD, dana pemda yang menganggur itu tentu dapat digunakan untuk meningkatkan likuiditas BPR, untuk disalurkan menjadi kredit kepada pelaku UMKM. Berkaitan dengan pembangunan ekonomi daerah, BPR pun dapat lebih menyentuh masyarakat berpenghasilan rendah di daerah dan menyalurkan kredit mikro sehingga bisa berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kecil.

Dengan begitu, kinerja BPR meningkat dan kontribusi BPR terhadap pendapatan asli daerah (PAD) pun meningkat.
Selama ini kinerja BPR milik pemda hanya dinilai dari kontribusinya terhadap PAD. Harus diakui, kontribusi BPR milik pemda terhadap PAD relatif masih sangat kecil. Namun, BPR memiliki akses yang luas terhadap segmen UMKM sehingga dapat menggerakkan UMKM yang memiliki efek pengganda yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. (Bersambung)

Page: 1 2 3

Apriyani

Recent Posts

BI Perpanjang Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit hingga 30 Juni 2025

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit hingga… Read More

11 hours ago

BSI Hadirkan Literasi Digital di Sejumlah Mal Jabodetabek

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin mendekatkan SuperApp BYOND kepada masyarakat luas,… Read More

13 hours ago

Sempat Menguat, IHSG Ditutup Merosot 0,55 Persen

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (21/11) ditutup anjlok ke level… Read More

15 hours ago

Raih Best Employer Brand di LinkedIn Talent Awards 2024, BNI Pimpin Masa Depan Dunia Kerja

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan… Read More

15 hours ago

Pengalaman Naik LRT-Beli Milk Bun di Thailand Bayar Pakai QR, Praktis dan Efisien

Bangkok - Sistem pembayaran lintas negara berbasis kode QR, atau QR Cross Border, kini semakin… Read More

16 hours ago

Segini Kekayaan Setyo Budiyanto Ketua KPK Periode 2024-2029

Jakarta - Inspektur Jenderal (Irjen) Setyo Budiyanto resmi terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)… Read More

17 hours ago