News Update

BPR Kanti Gelar BPR Forum dan Talkshow Perbankan yang Berdaya Saing

Bali– BPR Kanti menggelar BPR Forum dan talkshow bertema “Teknologi dan Ekosistem untuk Perbankan yang Berdaya Saing”, pada 27 Agustus 2025, di Pusdiklat BPR Kanti, Gianyar, Bali.

Pada kesempatan ini juga diluncurkan buku Teknologi Pengaturan dan Pengawasan Perbankan (Regtech dan Suptech), karya Roberto Akyuwen.

Dalam sambutannya, Made Arya Amitabha, Direktur Utama BPR Kanti mengatakan, hingga saat ini bank perekonomian rakyat (BPR) masih dibayangi kendala pendanaan, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang tinggi, produk yang terbatas, sumber daya manusia (SDM) kurang memadai, dan teknologi informasi (TI). Seharusnya persoalan itu sudah bisa diatasi, atau minimal dikurangi dengan adanya Apex Bank yang telah diinisiasi sejak 2006.

Karena itu, menurut Amitaba, BPR yang ada di Indonesia merasa perlu membentuk ekosistemnya sendiri. Dalam artian, dari, oleh, dan untuk BPR. Pada kesempatan ini dia menyampaikan kabar baik, karena telah terbentuk PT Jaringan BPR Nusantara yang diinisiasi oleh dirinya bersama Roberto Akyuwen, Franky Suhenda, dan Nico Amon. Para pendiri tersebut merupakan figur berpengalaman di industri dan ekosistem BPR.

“Ke depannya, para pemilik BPR bisa memiliki Jaringan BPR Nusantara melalui penyertaan modal. Dengan pemilik yang memang berasal dari ekosistem BPR, tentunya institusi ini bisa lebih baik dalam memajukan BPR,” jelas Amithaba.

Baca juga: DPR Dukung BPR Perkuat Pembiayaan UMKM, Minta OJK Longgarkan Aturan

Amitabha juga menyampaikan pentingnya talkshow yang diadakan kali ini. Karena, BPR perlu terus meningkatkan tata kelola dan kepatuhan terhadap regulasi. Pelaksanaan hal itu bisa dilakukan melalui pengembangan teknologi, yang membuat makin efisien dan efektif.

YB Handaru Purnasakti, Deputi Direktur OJK Provinsi Bali dalam sambutannya mengatakan, sebagai regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun terus memperbarui regulasi dan pengawasannya. Hal itu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

Handaru juga menyampaikan pentingnya forum-forum seperti yang diinisiasi oleh BPR Kanti ini. Namun, ia menyampaikan forum ini jangan hanya menjadi tempat diskusi semata, namun juga bisa menjadi langkah nyata bagi penguatan BPR.

“Terkait BPR, OJK mendorong tiga hal utama. Yakni, mendorong penguatan dan daya saing BPR, pengembangan digitalisasi yang terukur, dan perlindungan konsumen yang sempurna,” jelas Handaru.

Sementara itu dalam sesi talkshow hadir sebagai pembicara Roberto Akyuwen sebagai penulis buku, dan Riza Kristanto, CCO PT CLIK.

Pada sesi ini Roberto menekankan pentingnya implementasi teknologi pengaturan atau regulatory technology (regtech) oleh pelaku jasa keuangan, dan supervisory technology (suptech) akan mendorong industri keuangan dan perbankan di Tanah Air akan semakin maju, baik dari sisi bisnis maupun pengelolaan.

Reza pun menyampaikan hal yang sama. Menurut Reza, penggunaan teknologi dalam pengelolaan bank tentu akan meningkatkan tata kelola dan kepatuhan bank terhadap regulasi, serta mitigasi risiko. Pengelolaan bisnis pun bisa berjalan lebih cepat dan efisien.

Baca juga: OJK Ungkap Punya Sistem Deteksi Dini Cegah BPR Bermasalah

Kerja Sama BPR Kanti

BPR Kanti melakukan penantanganan MoU dengan Universitas Hindu Indonesia dan kerja sama dengan Jaringan Nusantara. (Foto: Wahyu Arip Oktapian)

Dalam kesempatan ini, BPR Kanti juga melakukan penandatanganan nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) dengan beberapa lembaga dan institusi. Di antaranya penandatangan kerja sama dengan Universitas Hindu Indonesia (UNHI), dan kerja sama dengan Jaringan BPR Nusantara

Kerja sama dengan UNHI dikatakan Amithaba sebagai bentuk dukungan BPR Kanti terhadap program Gubernur Provinsi Bali, yakni satu keluarga, satu sarjana.

Dalam program ini, BPR Kanti memberikan beasiswa kepada karyawan dan karyawatinya untuk kuliah di UNHI.

“Ini menjadi bentuk dukungan kami terhadap program Gubernur Bali. Melalui program ini diharapkan kemampuan dan kompetensi SDM di Bali terus meningkat, khususnya di BPR Kanti,” terang Amithaba. (*) Wahyu Arip Oktapian

Galih Pratama

Recent Posts

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

32 mins ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editor’s Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

1 hour ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

2 hours ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

2 hours ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

2 hours ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

2 hours ago