Jakarta – PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bahana Ekonomi Sentosa melihat penting langkah pencegahan atau mitigasi risiko atas risiko fraud di era digital saat ini. Risiko fraud memang selayaknya dimitigasi, sehingga tidak memiliki dampak yang meluas ke mana-mana di kemudian hari.
“BPR Bahana Ekonomi Sentosa (BPR BES) memahami tren digitalisasi tentunya sarat dengan ancaman fraud, meskipun layanan transaksi digitalisasi BPR lebih sempit dibanding bank umum. BPR BES belum mengalami fraud terkait digitalisasi, namun untuk kejadian fraud BPR BES langsung fokus menyelidiki penyebabnya, mengatasinya, dan memitigasi risiko untuk selanjutnya,” ujar Yepi Hendarman selaku Direktur Operasional PT BPR Bahana Ekonomi Sentosa, kepada Infobanknews, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
BPR Bahana Ekonomi Sentosa mengandalkan beberapa aplikasi digital tertentu untuk pencegahan fraud. Mulai dari pemalsuan data identitas nasabah yang dapat dicegah dengan tanda tangan digital yang kemudian dilakukan crosscheck melalui media dukcapil. Setelah itu, ada credit scoring untuk mendapatkan pemahaman dan menafsirkan perilaku pembayaran nasabah melalui kombinasi data historis transaksi digital dan non-digital.
“Aplikasi tersebut juga nge-link terhadap data profil nasabah, entah itu profil bisnis dan profil transaksi yang telah dilakukan due dilligence saat dilakukan pengenalan nasabah (know your customer) sebelumnya, sehingga terdeteksi transaksi mencurigakan ke arah fraud jika terdapat transaksi yang kurang layak atau tidak sesuai dengan profil nasabah,” jelasnya.
Langkah mitigasi fraud menggunakan teknologi digital canggih ini pun diharapkan juga dapat mendukung penyaluran kredit pada tahun 2021 dengan baik, sehingga target penyaluran kredit tahun 2021 dapat tercapai dengan optimal. (*) Steven