Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz. (Foto: Alfi Salima Puteri)
Jakarta – Industri asuransi di Indonesia menghadapi tantangan besar sekaligus peluang pertumbuhan sepanjang 2025.
Presiden Direktur Sompo Insurance Indonesia, Eric Nemitz, menyoroti dinamika pasar yang terus berubah, terutama dalam segmen asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kesehatan.
Eric mengungkapkan bahwa tahun ini diperkirakan akan mengalami perlambatan di awal, terutama pada kuartal pertama, sebelum memasuki fase pemulihan di pertengahan hingga akhir tahun.
Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan pasar kendaraan bermotor yang terus melambat dari tahun ke tahun.
Baca juga: AAUI Beberkan Tantangan Industri Asuransi Umum di 2025
“Kita lihat bahwa angka penjualan mobil sebenarnya tidak benar-benar tumbuh. Banyak anak muda sekarang lebih memilih menggunakan transportasi umum atau layanan ride-hailing seperti Grab daripada membeli mobil sendiri,” ujarnya dalam acara Media Gathering di Jakarta, Rabu (26/2).
Tren ini berdampak langsung pada industri asuransi kendaraan bermotor, yang diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam jangka panjang.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke transportasi publik, permintaan akan asuransi kendaraan pribadi cenderung stagnan atau bahkan menurun.
Di sisi lain, Eric melihat adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya asuransi kesehatan, terutama pasca-pandemi COVID-19.
Menurutnya, keberadaan BPJS Kesehatan selama satu dekade terakhir telah memberikan perlindungan dasar bagi masyarakat. Namun, dengan meningkatnya harapan dan kebutuhan masyarakat, permintaan terhadap perlindungan tambahan di luar BPJS juga ikut melonjak.
“Kita melihat bahwa dengan semakin berkembangnya kelas menengah, permintaan akan asuransi tambahan di luar BPJS juga semakin besar,” jelasnya.
Salah satu tantangan utama bagi industri asuransi kesehatan adalah inflasi medis yang jauh melampaui inflasi umum.
“Jika inflasi umum berkisar di bawah lima persen, inflasi medis bisa mencapai 16 hingga 19 persen,” ungkap Eric.
Baca juga: Sukses Terapkan PSAK 117, Asuransi Bintang Tetap Jaga Ekuitas
Kenaikan biaya kesehatan ini memberikan tekanan besar bagi perusahaan yang menyediakan asuransi kesehatan bagi karyawannya. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus mampu menawarkan solusi inovatif agar tetap kompetitif dan relevan di pasar.
Secara keseluruhan, industri asuransi di Indonesia pada 2024 menghadapi tantangan besar dalam segmen asuransi kendaraan, tetapi di sisi lain memiliki peluang pertumbuhan yang signifikan dalam asuransi kesehatan.
“Untuk jangka panjang, kami melihat peluang pertumbuhan yang besar dalam asuransi kesehatan, terutama di segmen employee benefits dan asuransi tambahan di luar BPJS,” pungkas Eric. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More