Pasar Modal

Bos OJK: Penerapan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat Dibanding Negeri Jiran

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, pelaksanaan bursa karbon di Indonesia lebih cepat dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia. 

“Sebagai pembanding, bursa karbon di negara Malaysia memerlukam waktu 1,5 tahun sampai 2 tahun untuk regulator jasa keuangan untuk bisa menterjemahkan dalam kegiatan konkret bursa karbon,” kata Mahendra, di Jakarta, Selasa (26/9).

Baca juga: Bursa Karbon jadi Bukti Komitmen RI Atasi Perubahan Iklim

Apabila dibandingkan dengan Indonesia, kata Mahendra, hanya melakukannya dalam waktu 8 bulan saja mulai dari rancangan regulasi hingga siap melaksanakan perdagangan karbon.

“Bahkan, perdagangan perdana terjadi langsung ketika perdagangan karbon resmi diluncurkan,” jelasnya. 

Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari ‘titah’ Presiden Jokowi untuk bekerja cepat dalam transisi bursa karbon di Tanah Air.

“Berkat peringatan bapak presiden untuk bekerja tidak lambat, maka kami telah melaksanakannya dalam waktu 8 bulan,” beber Mahendra.

Sebagaimana diketahui, bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon (carbon trading) yang mana mencakup jual beli kredit karbon (carbon credit). 

Apabila mengacu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Perubahan Iklim.

Dalam Pasal 1 ayat (6) disebutkan, perdagangan karbon adalah jual beli sertifikat pengurangan emisi karbon dari kegiatan mitigasi perubahan iklim. 

Baca juga: POJK Bursa Karbon Resmi Terbit, Ini Rincian Aturannya

Di mana, unit karbon yang diperdagangkan berupa efek yang mempunyai bukti kepemilikan karbon dalam bentuk sertifikat atau persetujuan teknis yang dinyatakan dalam satu ton karbon dioksida yang tercatat dalam SRN PPI. 

Bursa karbon bertujuan menciptakan insentif bagi perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

IHSG Kembali Dibuka Turun 0,18 Persen ke Level 6.460

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB, 18 Maret 2025, Indeks Harga… Read More

42 mins ago

Rupiah Diprediksi Menguat terhadap Dolar AS usai Data Penjualan Ritel AS Lemah

Jakarta – Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah usai data penjualan ritel AS… Read More

1 hour ago

IHSG Berpeluang Lanjut Melemah, Dipicu Sentimen Ini

Jakarta - Phintraco Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa,… Read More

2 hours ago

Akulaku Pede Hadapi Persaingan dengan Bank di Industri Paylater, Ini Strateginya

Jakarta - Masuknya perbankan ke sektor layanan buy now pay later (BNPL) menciptakan tantangan baru… Read More

3 hours ago

Zurich Syariah Genjot Asuransi Kendaraan Mikro Jelang Lebaran 2025

Jakarta - Memasuki periode libur Lebaran 2025, mobilitas masyarakat diprediksi akan meningkat. PT Zurich General… Read More

11 hours ago

Akulaku Targetkan Pembiayaan Baru Senilai Rp9,1 T di 2025

Jakarta - PT Akulaku Finance Indonesia menargetkan penyaluran pembiayaan baru naik 52 persen atau sebesar… Read More

11 hours ago