Jakarta – Otoritras Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa perekonomian global akan terhindar dari resesi. Hal ini tercermin dari optimisme pasar di mana berbagai kebijakan menurunkan ketidakpastian.
Meski demikan, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan perlu diwaspadai down risk yang akan mewarnai pertumbuhan ekonomi.
“Terutama biaya pinjaman dan beban utang, lemahnya permintaan serta divergensi pemulihan di negara-negara besar di dunia,” ujar Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa 20 Februari 2024.
Baca juga: Bos OJK Beberkan Tantangan Perekonomian Dunia Saat ini
Selain itu, berbagai faktor risiko geopolitik dan potensi perubahan konstelasi kebijakan politik dari berbagai pemilu di negara-negara besar yang lain, menjadi ketidakpastian yang perlu dicermati.
“Akbitanya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lambat di tahun ini,” katanya.
Di sisi lain, sejalan dengan positifnya kinerja perekonomian Indonesia tahun 2023, sektor jasa keuangan tumbuh positif ditopang oleh struktur permodalan yang kuat, likuiditas memadai dan profil risiko yang terjaga.
Dari aspek intermediasi, kredit dan piutang pembiayaan tumbuh double digit, dengan risiko kredit yang reltif terkendali. Sementara penghimpunan dana di pasar modal berhasil melapaui target Rp200 triliun.
“Dengan jumlah emiten baru mencetak rekor tertinggi negara-negara kawasan, minat investor terus tumbuh, investor tumbuh 5 kali lipat dalam 4 tahun terkahir,”
Di sisi lain, di tengah normalisasi kebijakan moneter yang terus berlanjut serta tekanan terhadap arus investasi, likuiditas sektor jasa keuangan terjaga berada di atas ambang ketentuan. Meskipun, pengaruhnya telah terlihat dengan pertumbuhan dengan dana pihak ketiga (DPK) yang termoderasi.
“Solvabilitas industri jasa keuangan juga terpantau solid, baik di sektor perbankan, perusahaan pembiayaan maupun asuransi dan dana pensiun. Bahkan sektor perbankan mencatat CAR 27,65 persen di atas negara-negara kawasan,” ungkapnya.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Global Masih Disertai Risiko
Kredit restrukturisasi Covid-19 juga terus turun, mencerminkan sektor riil sudah bangkit. Mahendra meyakini, transisi menuju normalisasi akan berjalan baik yang didukung dengan kecukupan pencadangan yang telah dibentuk selama ini.
“Pencapaian ini berkat dukungan dari industri dan sinergi yang semakin baik antara otoritas sektor keuangan yaitu OJK, kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS yang tergabung dalam KSSK,” tutup Mahendra. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More