Moneter dan Fiskal

Bos OJK Beberkan Tantangan Perekonomian Dunia Saat ini

Jakarta – Perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja. Ketidakpastian masih menyelimuti langkah maju perekonomian global.

Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, perekonomian dunia di 2024 diawali dengan optimisme pasar, bahwa berbagai kebijakan yang dilakukan telah mampu menurunkan ketidakpastian. Karena hal itu, perekonomian global pun diperkirakan dapat terhindar dari resesi.

Namun, dalam perjalanannya, berbagai down side risk masih mewarnai pertumbuhan ekonomi global.

“Risiko-risiko itu di antaranya biaya pinjaman dan beban hutang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di negara-negara besar di dunia,” kata Mahendra di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Global Masih Disertai Risiko

Dia menambahkan, geopolitik juga menjadi risiko lain yang juga harus dicermati.

“Selain itu berbagai faktor risiko geopolitik serta potensi perubahan konstelasi politik dari berbagai pemilu di negara-negara besar yang lain menjadikan unknown variable yang perlu dicermati. Akibatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat di tahun ini,” ujarnya.

Meski demikian, Indonesia mampu mencatatkan kinerja ekonomi yang positif di 2023. Karena itu, menurut Mahendra, bagi Indonesia, saat ini bukanlah periode wait and see seperti yang kerap didengungkan sebelum pemilu.

“Harapan kita semua, momentum yang luar biasa ini dapat dijadikan pijakan untuk melakukan sprint akhir, berlari menuju garis finis yang gemilang, terutama di penghujung masa pemerintahan saat ini,” tukasnya.

Seperti diketahui, pada 2023 Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen. Pencapaian itu menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Mentok di 5 Persen, Sinyal RI Tak Bisa jadi Negara Maju?

Kinerja perekonomian Indonesia yang tangguh, antara lain ditunjukkan dengan inflasi yang terkendali, apresiasi rupiah, kredit perbankan yang tumbuh di atas 10 persen, dan akselerasi digital yang terus berlanjut.

Sementara, untuk perekonomian global, menurut International Monetary fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global 2024 diperkirakan 3,1 persen dan akan menguat hingga 3,2 persen di tahun depan. Kendati begitu, laju ekspansi diperkirakan tetap lambat dan kemungkinan akan tetap ada guncangan di masa depan. (*) Ari Nugroho

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago