Jakarta – Di tengah tren penurunan kualitas kredit pemilikan rumah (KPR), PT Bank Nationalnobu Tbk atau Nobu Bank (NOBU) justru mampu menjaga kinerja positif. Setiap bulan, NOBU menyalurkan KPR sekitar Rp300 miliar dengan rasio kredit bermasalah (NPL) hanya 0,5 persen.
Tingkat NPL KPR NOBU jauh di bawah rata-rata industri. Berdasarkan Statistik Sistem Keuangan Indonesia Juni 2025 yang dilansir Bank Indonesia (BI), NPL KPR per Mei 2025 mencapai 3,24 persen, naik dari April yang tercatat 3,13 persen.
Direktur Utama NobuBank, Suhaimin Johan mengungkapkan, segmen KPR tetap menjadi tulang punggung bisnis perseroan. Sekitar 60 persen dari portofolio kredit bank ini disumbang oleh segmen KPR.
Meski kondisi sekarang ini cukup menantang, Suhaimin optimis perseroan tetap bisa membukukan pertumbuhan solid, di kisaran 30 persen untuk KPR hingga akhir 2025.
“Kami sekarang maintain per bulan itu sekitar Rp300 miliar.Jadi dalam setahun kan berarti Rp3,6 triliun. Harapan kami bisa tutup portfolio KPR kami di sekitar Rp13 triliun sampai akhir tahun ini,” terang Suhaimin ketika ditemui di acara Infobank Awards 2025 beberapa hari lalu.
Baca juga: Rapor Semester I 2025 Bank Nobu Biru! Tumbuh di Atas Industri dan Laba Melonjak 82,58%
NobuBank sendiri memang terhitung sejak pandemi Covid-19 (2020), fokus memperkuat kehadirannya di segmen KPR. Perseroan fokus di landed house (rumah tapak) yang memang ketika itu demand-nya mengalami peningkatan.
NobuBank menjalin kerja sama dengan banyak pengembang properti, untuk menggarap segmen KPR primary. Kontribusi terbesar tetap rumah tapak, dengan porsi mencapai 70-80 persen.
“Momentum ini kami jaga terus sampai saat ini. Memang awal tahun sebetulnya demand KPR primary masih cukup bagus. Namun sedikit menurun di Juni 2025. Tapi kami sadar, selama kami mempunyai hubungan baik dengan para developer, dan juga bisa menjaga service, pricing yang kompetitif, kami bisa mendapatkan market-nya,” tambah Suhaimin.
Selain keberhasilan mengelola momentum pertumbuhan, keberhasilan NobuBank memacu pertumbuhan sekaligus menjaga kualitas kredit KPR tidak lepas dari kemampuan melakukan screening nasabah.
“Waktu kami screening, mengelola nasabah ini, kami benar-benar perhatikan dari kemampuan bayar mereka. Dan kebanyakan dari pembeli rumah primary itu adalah pembeli rumah pertama. Kami sangat yakin, pembeli pertama di usia masih muda, mereka tentunya dari waktu ke waktu akan mengalami kenaikan pendapatan,” lanjutnya.
Baca juga: Bank Nobu Tak Bagi Dividen dan Tambah Pengurus
Pembeli rumah pertama juga umumnya akan all out untuk menjaga rumah pertamanya. Mereka biasanya akan mempertahankan ketepatan waktu membayar angsurannya.
“Sehingga portofolio kami sampai bulan Juni kemarin, kami bisa jaga NPL-nya di sekitar 0,5 persen untuk KPR. Secara bank wide pun NPL terjaga di kisaran 0,5-0,6 persen,” tegas Suhaimin.
Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan publikasi, per Juni 2025, NobuBank berhasil membukukan laba sebesar Rp233,24 miliar, atau meroket 82,58 persen secara tahunan. Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang naik 17,91 persen, atau menjadi Rp20,56 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) meningkat 20,09 persen atau menjadi Rp25,21 triliun. Total aset bank ini pun mengembang menjadi Rp36,16 triliun, atau tumbuh 17,73 persen per Juni 2025. (*) Ari Astriawan









