Jakarta – PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Syariah (Manulife Syariah Indonesia) tidak hanya mencatat tonggak sejarah dengan spin-off pada Desember 2024, tetapi juga telah menyiapkan strategi matang untuk bersaing di pasar asuransi syariah pada 2025.
Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, Fauzi Arfan, menegaskan bahwa produk menjadi kunci utama dalam strategi perusahaan.
“Untuk meningkatkan daya jual kita, kita harus punya produk yang tepat. Alhamdulillah, kita baru launching produk yang menurut kita sangat tepat, yaitu proteksi pendidikan,” ungkap Fauzi dalam acara Peluncuran Manulife Syariah Indonesia di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.
Baca juga: Resmi Spin Off, Manulife Syariah Sudah Siapkan Modal Minimum untuk 2028
Baca juga: BNI Optimalkan Layanan Digital untuk Permudah Nasabah Manulife Bayar Premi
Proteksi pendidikan menjadi fokus utama karena kebutuhan masyarakat terhadap perlindungan pendidikan anak dinilai sangat relevan di tengah tantangan ekonomi, termasuk penurunan daya beli dan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Fauzi optimistis bahwa potensi pasar asuransi di Indonesia masih sangat besar.
“Jumlah penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih sangat kecil. Jadi kue untuk asuransi itu masih sangat banyak. Orang yang mau membeli asuransi sebenarnya banyak, cuma mereka masih punya concern,” lanjutnya.
Baca juga: Jangkau Lebih Banyak Nasabah, Manulife Indonesia Buka Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
Baca juga: Presiden Prabowo Resmi Serahkan DIPA 2025 ke Kementerian/Lembaga
Manulife Syariah Indonesia memahami bahwa salah satu kekhawatiran utama masyarakat terhadap produk syariah adalah keaslian dan kepatuhannya terhadap prinsip syariah.
Oleh karena itu, perusahaan memastikan pengawasan ketat dari Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan pakar dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
“Concern tentang syariah terjawab dengan adanya perusahaan Manulife Syariah ini. Kami diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang isinya adalah orang-orang dari DSN-MUI. Jadi saya bisa meyakinkan, syariah kami benar,” tegas Fauzi.
Selain fokus pada produk, strategi utama lainnya adalah meningkatkan literasi asuransi. Fauzi menilai bahwa tingkat literasi masyarakat tentang pentingnya asuransi masih rendah, sehingga menjadi tugas bersama, termasuk media, untuk mengedukasi pasar.
Baca juga: OJK Perkuat Peran Dewan Pengawas Syariah
Ia mencontohkan kesuksesan BPJS sebagai salah satu instrumen pemerintah yang berhasil membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan kesehatan.
“Kami pun punya komitmen untuk mengembangkan, meningkatkan literasi. Dengan kemampuan dan spec yang kita punya, serta kerja sama dengan media, kita bisa membangun literasi masyarakat Indonesia,” tambahnya. (*) Alfi Salima Puteri
Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk terus mendorong pemerintah daerah, terutama di… Read More
Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan fasilitas kredit modal kerja ekspor… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), atau Indonesia AirAsia, menyiapkan 554 ribu kursi penerbangan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mencabut izin usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) atau Indonesia AirAsia, kembali menunjukkan kinerja positif pada… Read More
Jakarta – Fore Coffee, membuka peluang untuk melantai di bursa atau initial public offering (IPO). Hal tersebut seiring… Read More