Jakarta – Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan angkat suara perihal rencana perseroan melakukan pemisahan alias spin off unit usaha syariah (UUS) yang dirumorkan terjadi pada 2024.
Ia pun memberi bocoran kapan waktu yang tepat untuk melakukan spin off. Meski, secara aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai aset UUS sudah melampau batas spin off menjadi bank umum syariah (BUS).
“Peraturan dan UU untuk spin off Syariah ke BUS bukan untuk tahun 2024. Tetapi persiapan baru di 2025 sehingga pemberlakuan BUS secara resmi di 2026,” kata Lani, saat dihubungi Infobanknews, Selasa, 8 Januari 2024.
Baca juga: Resmi Spin Off, Ini Potensi yang Dibidik Allianz Life Syariah Indonesia
Saat ini kata dia, pihaknya memang tengah mempersiapkan spin off. Langkah tersebut dilakukan sejalan dengan nilai aset unit usaha syariah (UUS) sebesar Rp50 triliun atau tepatnya Rp66,14 triliun
“Karena aset sudah di atas Rp50 triliun, maka kami sedang mempersiapkan spin off dan berdiskusi dengan regulator untuk pelaksanaannya,” kata Lani, saat dihubungi Infobanknews, Selasa (9/1).
Lani menekankan, kinerja CIMB niaga Syariah di UUS saat ini berada dalam kondisi sangat baik dengan pertumbuhan yang konsisten bagus, baik dari sisi balance sheet maupun kesehatan dan profitability.
Sebagaimana diketahui, CIMB Niaga Syariah merupakan contoh nyata bagaimana bank konvensional dapat mengembangkan unit usaha syariah (UUS) yang mampu bersaing dan memberikan kontribusi signifikan terhadap industri perbankan syariah.
CIMB Niaga Syariah yang merupakan UUS dari Bank CIMB Niaga terus mencatatkan peningkatan aset yang signifikan.
Per Maret 2023 aset Bank CIMB Niaga Syariah naik 16,20 persen menjadi Rp64,23 triliun. Aset CIMB Niaga Syariah bahkan sudah menyalip aset Bank Muamalat sejak 2021.
Baca juga: Bos BTN Bocorkan Update Spin Off UUS, Begini Opsi dan Targetnya
Jika menilik pada 2021, aset CIMB Niaga Syariah tercatat Rp59,25 triliun, naik 32,31 persen secara tahunan dari 2020 yang tercatat. Jumlah tersebut lebih tinggi dari aset Bank Muamalat yang tumbuh 14,94 persen menjadi Rp58,89 triliun.
Berdasarkan data Biro Riset Infobank, dalam periode tahun 2020 – 2022, aset UUS telah tumbuh 27,11 persen dari Rp196,88 triliun menjadi Rp250,24 triliun.
Sementara per Maret 2023, asetnya naik 11,49 persen menjadi Rp253,68 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (*)
Editor: Galih Pratama