Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) membeberkan kabar terbaru soal rencana akuisisinya dengan PT Bank Muamalat Indonesia.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa dalam prosesnya terdapat kendala atau hambatan atas aksi korporasi ini.
Adapun kedua belah pihak masih dalam tahap proses uji tuntas atau due diligence. Pelaksanaan uji tuntas ini sendiri molor dari waktu yang ditargetkan untuk rampung pada April 2024.
Baca juga: Bos BTN Ungkap Rencana Ekspansi Bisnis ke Timor Leste
Nixon mengatakan melesetnya jadwal ini lantaran terjadi keterlambatan dalam penerimaan data soal pengkreditan.
“Masih belum selesai (due diligence), ada keterlambatan data yang kita terima, jadi belum selesai,” kata Nixon dalam Paparan Kinerja Kuartal I 2024, dikutip, Jumat, 26 April 2024.
Sehingga, tambah Nixon, pihaknya belum bisa membuat keputusan terkait akuisisi dengan Bank Muamalat. Pasalnya, data yang diperlukan untuk proses tersebut belum selesai dikumpulkan.
Baca juga: BI Rate Naik, BTN Revisi Target Pertumbuhan Kredit ke Level 11 Persen
Sementara, Nixon tidak menjawab secara gamblang berapa dana yang akan digelontorkan dari rencana aksi akuisisi Bank Muamalat. Namun, Nixon menyebut BTN Syariah memiliki semacam dana equity yang dicatat sebagai Rekening Antar Kantor (RAK) Kantor. Menurutnya, dia akan memilih bank yang akan diakuisisi itu dengan harga murah.
“Karena dia belum perusahaan sendiri. tapi dia bertindak seakan-akan sebagai equity BTN Syariah, di sana duitnya sekitar Rp6 triliun. (Dana) belum tentu dipakai semua buat itu juga. Kita juga yang pasti milih yang paling murah,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama