Bos BNI Klaim Ekonomi RI Kuat: Tapi Belum Cukup untuk Mencapai Indonesia Emas 2045

Bos BNI Klaim Ekonomi RI Kuat: Tapi Belum Cukup untuk Mencapai Indonesia Emas 2045

Jakarta – Di tengah pandemi dan suku bunga tinggi yang telah berakhir, namun perekonomian global masih dihadapi dengan situasi VUCA atau volatilityuncertaintycomplexity, dan ambiguity.

Presiden Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI, Royke Tumilaar mengatakan, risiko geopolitik masih akan tetap tinggi, menyusul dunia tengah dihadapi dengan pelbagai konflik seperti antara Rusia-Ukraina dan di kawasan Timur Tengah.

“IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global ke depan akan lebih rendah, diperkirakan periode sebelum pandemi,” katanya dalam BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024.

Menurutnya, pada saat bersamaan, dunia harus beradaptasi dengan megatrend seperti digitalisasi, perubahan iklim, tantangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga : Percepat Transformasi Ekonomi RI, BNI Siap Gelar Investor Daily Summit 2024

Lebih lanjut, di tengah isu-isu tersebut masyarakat patut bersyukur. Sebab, saat ini Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kuat dan didukung stabilitas politik yang baik. 

“Di tahun 2024, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-2 di antara negara-negara G20 setelah India,” jelasnya.

Sementara itu, disiplin fiskal masih terjaga, terefleksi dari utang pemerintah terhadap PDB yang mencapai 39,4 persen atau lebih rendah dibandingkan rata-rata negara berkembang lainnya. 

Lanjutnya, efektivitas kebijakan moneter dan koordinasi kebijakan dapat terkendali dapat terlihat dari stabilitas makro yang baik memasuki semester II-2024.

Baca juga : Waspada! ‘Angin Musiman’ dan ‘Badai’ Bakal Hantui RI Menuju Indonesia Emas 2045

“Namun, fundamental ekonomi sulit yang diungkapkan di atas belumlah cukup jika kita ingin mencapai Indonesia Emas 2045,” bebernya.

Tantangan jangka menengah

Ia menjelaskan, masih terdapat tantangan struktural di jangka menengah yang harus dihadapi. Misalnya saja, penciptaan nilai tambah di sektor ekonomi berbasis kolektif, reformasi pendidikan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Dan juga optimalisasi peran industri manufaktur, serta penciptaan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Melalui BNI Investor Daily Summit 2024, BNI ingin menyampaikan pesan optimisme sekaligus menjadikan event ini menjadi ajang bertukar pikiran,” jelasnya.

Selain itu, BNI Investor Daily Summit 2024 juga diharapkan jadi wadah menyosialisasikan visi serta arah kebijakan ke depan agar Indonesia bisa menghindari jebakan kelas menengah (middle income trap). (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Top News