Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa saat ini investor sudah tak lagi wait and see. Kegiatan investasi sudah mulai meningkat pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Sekarang ini sudah terlihat investasi mulai meningkat, itu terutama pada perusahaan-perusahaan yang memang mempunyai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan bisnis yang terus meningkat, seperti sales, salesnya mulai tinggi,” ujar Perry dalam Konferensi Pers, dikutip, Kamis, 21 Maret 2024.
Perry menjelaskan, pola kegiatan belanja modal (capital expenditure) sudah mulai meningkat secara signifikan setelah sempat mengalami penurunan.
“Tempo hari memang kami lihat ada kecenderungan capital expenditure-nya menurun, tapi beberapa waktu terakhir ini capital expenditure-nya sudah mulai meningkat sehingga ini menunjukkan pola wait and see dari perusahaan sudah berubah dari waktu-waktu terakhir ini,” ungkap Perry.
Baca juga: BI Siap Pindah IKN, Perry Warjiyo: Pusat Operasional Tetap di Jakarta
Adapun peningkatan investasi terjadi pada sejumlah perusahaan di sektor tertentu, yakni sektor makanan minuman, perdagangan besar, transportasi, komunikasi, serta horeca (hotel, restoran dan cafe).
Selain itu, sektor ekspor yang berkaitan dengan hilirisasi maupun minerba juga terus mengalami meningkat.
“Sehingga itu kenaoa pertumbuhan kredit investasi sudah mulai tinggi dalam komponen-komponen tadi, sudah mulai terjadi peningkatan. Sehingga kami lihat kenapa masih meyakini pertumbuhan ekonomi 2024 ini 4,7-5,5 persen atau mid point-nya 5,1 persen,” katanya.
Adapun, pada Februari 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 11,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy), terutama pada sektor Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Perdagangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha.
Baca juga: Bos BI Nilai Inflasi Global Masih Tertahan, Ini Penyebabnya
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja rumah tangga dan korporasi yang diperkirakan terus meningkat pasca Pemilu. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 11,82 persen yoy, 12,04 persen yoy, dan 9,70 persen yoy.
“Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dan berada pada kisaran 10-12 persen,” tukasnya. (*)
Editor: Galih Pratama