Moneter dan Fiskal

Bos BI: Likuiditas Perekonomian dan Perbankan Terjaga, Ini Buktinya

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan likuiditas perekonomian tetap memadai. Hal ini tercermin dari penempatan giro bank di BI menurun sejalan dengan implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial.

Secara keseluruhan, hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan uang primer (M0) pada Oktober 2023 mencatat kontraksi sebesar 7,5 persen secara tahunan (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,4 persen yoy, ditopang oleh pertumbuhan yang cukup kuat pada uang kuasi sebesar 7,8 persen yoy dan uang kartal sebesar 6,7 persen yoy.

Baca juga: DPK Valas Terus Melemah, Instrumen Moneter BI Diharap Dongkrak Likuiditas Valas 

“Dari faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M2 didorong oleh kredit yang tetap kuat dan ekspansi operasi keuangan pemerintah,” jelas Perry dalam Konferensi Pers RDG, Kamis 23 November 2023.

Selain itu, operasi keuangan pemerintah pada Oktober 2023 mencatat ekspansi sebesar Rp85,43 triliun, setelah sebelumnya mencatat kontraksi sebesar Rp269,36 triliun sampai dengan September 2023. 

Di lain sisi, likuiditas perbankan yang masih memadai mendukung ketahanan stabilitas sistem keuangan. Pada Oktober 2023, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap terjaga tinggi, yaitu 26,36 persen.

“Penerbitan SRBI juga menambah fleksibilitas perbankan dalam mengelola likuiditas sehingga turut mendukung terjaganya lending capacity perbankan,” ungkapnya.

Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap suku bunga perbankan, suku bunga deposito perbankan jangka waktu 1 bulan, dan suku bunga kredit pada Oktober 2023 masing-masing terjaga pada 4,40 persen dan 9,37 persen.

Baca juga: Didominasi Perbankan, Sektor Keuangan RI Masih Dangkal

Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi KLM yang efektif berlaku sejak 1 Oktober 2023. Adapun besaran total insentif likuiditas mencapai Rp138 triliun per November 2023.

“BI terus meningkatkan efektivitas implementasi insentif likuiditas KLM untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

4 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

4 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

6 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

6 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

7 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

8 hours ago