Moneter dan Fiskal

Bos BI Beberkan Alasan Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,5 Persen

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan alasan pemangkasan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen pada Mei 2025.

Perry menjelaskan bahwa inflasi dalam negeri saat ini tetap terkendali, tercatat sebesar 1,95 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada April 2025. BI juga meyakini hingga akhir tahun inflasi akan tetap sesuai target, yakni di kisaran 2,6 persen.

Selain itu, nilai tukar rupiah dinilai relatif stabil dan cenderung menguat. Kondisi ini ditopang oleh kebijakan stabilisasi yang diterapkan BI dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Baca juga: Breaking News! BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50 Persen di Mei 2025

Kemudian nilai tukar rupiah yang relatif stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi BI dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Perry menilai bahwa nilai tukar rupiah diperkirakan akan tetap stabil, didukung oleh komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar, imbal hasil aset domestik yang menarik, tingkat inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.

Baca juga: Pasar Apresiasi BI Pangkas Suku Bunga, Ini Buktinya

Untuk memperkuat respons kebijakan, BI juga terus melakukan langkah stabilisasi melalui intervensi terukur di pasar offshore NDF dan strategi triple intervention di pasar spot, DNDF, dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

“Untuk volatilitas nilai tukar rupiah, tadi kami terus around the clock, around the world intervensi NDF di Hongkong, Eropa, New York terus-terusan. Dan sejak 7 April yang lalu dan di samping juga stabilisasi nilai tukar di spot DNDF dan pembelian SBN di pasar luar negeri,” jelas Perry.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Suku Bunga

Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat hanya sebesar 4,87 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2024 yang mencapai 5,02 persen. Melihat hal ini, BI merasa perlu turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memangkas suku bunga acuan.

“Oleh karena itu Bank Indonesia kenapa menurunkan suku bunga, BI-Rate? Ada tiga alasan tadi, inflasi yang rendah, rupiah yang stabil, dan perlunya kita bersama pemerintah, perbankan mendorong pertumbuhan kredit dan tentu saja agar kita bisa 4,6 sampai dengan 5,4 persen lah (pertumbuhan ekonomi),” ungkapnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

47 mins ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

2 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

3 hours ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

3 hours ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

3 hours ago