Bos Bank Sumut Blak-blakan Soal Rencana KUB

Bos Bank Sumut Blak-blakan Soal Rencana KUB

Jakarta – Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) Babay Farid Wazdi mengungkapkan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai rencana gabung Kelompok Usaha Bersama (KUB).

“Tadi saya baru wacanakan dengan OJK. Nanti langkah pertama saya akan audiensi dulu dengan OJK pusat yang menangani KUB,” kata Direktur Utama Bank Sumut Babay Farid Wazdi saat ditemui Wartawan di Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.

Babay menjelaskan jika setelah dilakukan pertemuan resmi, OJK memberikan saran untuk bergabung bersama Himpunan Bank Negara (Himbara), maka dirinya sebagai pimpinan Bank Sumut akan menawarkan kerja sama tersebut.

Baca juga: Perkuat Modal, Bank Sumut Incar Dana Rp4 Triliun Lewat IPO hingga KUB

“Atau misalkan ke bank swasta yang yang acceptable, diterima oleh masyarakat ya. Kadang-kadang kan ketika ke swasta nanti ada isu swastanisasi atau apalah gitu kan. Itu nanti yang bisa diterima oleh masyarakat di daerah itu,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Bank Sumut mencatatkan laba bersih Rp351,62 miliar sepanjang semester I 2024. Raihan laba itu terkontraksi 6,60 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp376,48 miliar.

Meski terkontraksi, penyusutan laba Bank Sumut relatif lebih baik di bandingkan sejumlah BPD-BPD kakap, yang pada periode sama mengalami penurunan hingga double digit.

Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis, 19 September 2024, salah satu faktor penurunan laba Bank Sumut adalah akibat lonjakan beban bunga.

Hingga Juni 2024, beban bunga mengalami lonjakan 118,25 persen, dari Rp484,39 miliar menjadi Rp1,06 triliun. Sebenarnya, pendapatan bunga bank ini masih tumbuh solid, naik 38,74 persen, atau menjadi Rp2,23 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersihnya terkontraksi 2,56 persen menjadi Rp1,70 triliun.

Dari sisi fungsi intermediasi, Bank Sumut menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp29,65 triliun di semester I 2024. Realisasi itu meningkat 3,64 persen ketimbang Rp28,61 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Punya Potensi Ekonomi, Bos Bank Sumut: Pisang Kepok Nias Harus Dikembangkan

Kualitas kredit juga terjaga baik. Di tengah melemahnya daya beli masyarakat, rasio kredit bermasalah (NPL) justru bisa ditekan ke level 2,55 persen, lebih baik dibandingkan 2,78 persen di semester I 2023.

Sedangkan dari sisi funding, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh tipis 2,25 persen, dari Rp33,32 triliun menjadi Rp34,07 triliun.

Struktur DPK tidak banyak berubah, dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 57,00 persen, sedikit lebih baik dibandingkan 56,87 persen di periode sama tahun sebelumnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News