Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung terus mendorong Bank DKI untuk mempercepat proses penawaran umum perdana umum atau Initial Public Offering (IPO). Adapun proses IPO Bank DKI ditargetkan bisa rampung tahun ini.
Menanggapi hal tesebut, Direktur Utama Bank DKI Agus H. Widodo mengaku bahwa proses IPO perseroan tengah berjalan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan proses assessment fundamental perseroan yang melibatkan salah satu konsultan. Assessment tersebut dinilai sangat penting untuk mengukur kekuatan fundamental perseroan sebelum melepas saham ke publik.
“Kita sudah dalam proses assessment fundamental dari konsultan. Awal bulan depan (hasil) assesment keluar, baru akan mulai persiapan IPO. Dari assessment tersebut jadi acuan kita untuk melihat fundamental yang harus diperbaiki,” ujar Agus kepada awak media di Jakarta, Rabu, 14 April 2025.
Baca juga: Gubernur DKI : Bank DKI Pastikan Data dan Dana Nasabah Tetap Aman
Selain fundamental, lanjut Agus, pihaknya juga akan tetap mempertimbangkan kondisi pasar saat ini. Pasalnya, fluktuasi pasar jadi salah satu kendala rencana IPO Bank DKI yang sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun lalu.
“Sebelumnya kendala ketika mau IPO, soal marketnya kurang baik. Bukan dibatalkan (IPO), tapi penunandaan. Sekarang sudah mandatory (IPO) tahun ini dari gubernur,” jelasnya.
Ketika ditanya dana yang akan dihimpun dari IPO, Agus belum bisa merinci dengan detail target dana yang didapat dari publik. Namun dia berharap dari aksi IPO bisa meraup dana Rp3,5 – Rp4 triliun.
“Bayangan (harapan) saya harusnya bisa di angka Rp3,5 – Rp4 triliun. Ini angka belum final ya, nanti kita kita hitung lagi,” ujarnya.
Dana IPO tersebut, lanjut Agus, akan digunakan untuk memperkuat inisiatif strategis perseroan. Adapun terkait dengan permodalan, pihaknya mengklaim saat ini posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) bisa dibilang sangat sehat, karena jauh di batas ambang yang ditentukan regulator.
Baca juga: Transaksi Antarbank di ATM Bank DKI Kembali Aktif
“Kalau posisi CAR kita sekitar 26 persenan, masih jauh dari ambang batas regulator. Jadi, modalnya (dana IPO) akan digunakan untuk men-support inisiatif strategis kita,” ujarnya.
Terpenting, kata Agus, rencana untuk melantai di bursa ini bertujuan agar Bank DKI dapat lebih transparan di publik. Dengan begitu, Bank DKI akan terus termotivasi untuk melakukan perbaikan tata kelola yang lebih baik.
“Yang utama IPO itu kan pengawasan dari pengawasan publik. Jadi tata kelola kita akan semakin lebih baik, arahnya ke sana,” tutup Agus. (*)