Jakarta — 2018 dianggap tahun yang penting bagi perkembangan ekonomi dan politik di Indonesia, mengingat tahun tersebut adalah pelaksanaan Pilkada serentak dan menjelang tahun pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
BNP Paribas Investment Partners (IP) memproyeksikan kondisi ekonomi Indonesia masih akan stabil. Selain melihat kondisi perekonomian Indonesia yang masih cukup positif.
Hingga akhir tahun, BNP Paribas Investment Partners (IP) juga menyimpulkan fokus pembelanjaan pemerintah pada tahun 2018 adalah tetap untuk pembelanjaan infrastruktur dan peningkataan di pembelanjaan sosial.
Hal ini diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat. “Belanja tahun depan ini akan menjadi penyokong perekonomian Indonesia,” kata Aliyahdin Saugi, Director and Head of Equity PT BNP Paribas di Jakarta, Kamis, 23 November 2017.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan akan berada pada kisaran 5,3 – 5,4 persen dan target IHSG berada di level 6,500 – 6,600.
Vivian Secakusumah, President Director PT BNP Paribas Investment Partners mengatakan, tahun politik di 2018 dapat dilihat sebagai tahun risiko atau tahun peluang. Tergantung dari bagaimana para pelaku pasar memandangnya.
“Menjadi risiko jika pada tahun tersebut, kita terpaksa merealisasikan kerugian ketika pasar sedang pada kondisi turun, namun akan menjadi peluang besar jika kita memiliki resilien dan jangka waktu yang cukup panjang sehingga memberi waktu bagi pasar untuk bergerak naik. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita memahami profil risiko investasi masing-masing,” tutur Vivian. (*) Akhmad Dhani