Singapura – BNI Syariah melakukan sosialisasi terkait konsep hasanah ke komunitas muslim yang berada di Singapura. Salah satunya dikemas dalam bentuk diskusi dan silahturahmi dengan Indonesian Moslem Asociation in Singapore (IMAS) di Masjid Istiqomah, KBRI Singapura akhir pekan lalu.
BNI Syariah memperkenalkan konsep kartu pembiayaan berbasis syariah Hasanah Card, tabungan haji dan umrah serta konsep bahwa BNI Syariah menjadi Hasanah Banking Partner lewat produk-produk perbankan syariah dan program ZISWAF (Zakat Infaq Sadakah Wakaf).
Di kesempatan ini, BNI Syariah memberikan The Book of Hasanah yang diserahkan oleh corporate secretary BNI Syariah Rima Dwi Permatasari kepada Ketua IMAs Imanuddin Amril. Turut hadir dalam kegiatan tersebut ustad Ahmad Syathori Ismail , Ketua Ikatan Dai Indonesia dan Minister Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Dwi Kurnia Indrana Miftach.
Rima mengatakan, anggota IMAS banyak yang tertarik pada konsep hasanah yang ditawarkan BNI Syariah. Ia menyakini, dengan jumlah pekerja asal Indonesia yang cukup besar, pasar bank syariah di Singapura punya potensi untuk tumbuh signifikan.
Baca juga: Hingga Juni 2018, Tabungan Haji BNI Syariah Capai Rp1,4 Triliun
“Di BNI Syariah sendiri sekarang nasabah di Singapura sekitar 700 orang lebih. Dana pihak ketiga (DPK) yang terkumpul baru sekitar Rp3-4 miliar. Angka ini harusnya bisa tumbuh lagi melihat potensi sebenarnya” ujar Rima di Singapura, Senin, 17 September 2018.
Kontibusi nasabah di luar negeri terhadap total DPK BNI Syariah memang masih kecil. Dari total DPK sebesar Rp33,1 triliun per Agustus 2018, hanya sekira Rp170 miliar yang berasal dari luar negeri. Hongkong menjadi kontibutor terbesar dengan total DPK Rp150 miliar.
BNI Syariah, lanjut Rima, akan terus meningkatkan layanan perbankan di luar negeri. Salah satunya lewat dukungan terhadap halal ecosystem, seperti halal tourism dengan menggandeng travel agent. Kontibusi segmen haji dan umrah juga terus ditingkatkan.
Secara kinerja, rapor BNI Syariah sepanjang 2018 membiru. Per Agustus 2018, total asetnya mencapai Rp38,7 triliun, atau naik 19,5% year on year (yoy). Pertumbuhan aset ditopang oleh kenaikan pembiayaan 16% menjadi Rp26,3 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 21% menjadi Rp 33,1 triliun. (Ari A)