Jakarta – PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) hingga akhir tahun optimis dapat menekan angka Non Performing Financing (NPF) dibawah angka 3,2%. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengungkapkan, pihaknya terus melakukan perbaikan dan memanfaatkan satuan tugas (task force) manajemen risiko guna menjaga rasio NPF tersebut.
“Kita berusaha maintenance dan lakukan perbaikan dengan tim taks force kami yang keliling cabang untuk datangi yang kualitasnya pembiayaanya kurang bagus, dan taks force ini efektivitasnya sangat bagus” jelas Dhias di kantor pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis 19 Oktober 2017.
Dhias menjelaskan, adanya satuan tugas (task force) manajemen risiko ini guna memantau debitur yang berpotensi masuk ke dalam kategori nasabah bermasalah.
Selain itu pihaknya juga melakukan penilaian dan juga lebih selektif untuk melakukan pembiayaan bagi para calon krediturnya.
“Pembiayaan saat ini kita coba sangat selektif, kemarin juga seimbangkan kualitas. Jadi kami berusaha selektif player dan masih meningkatkan nasabah pembiayaan dengan bersinergi dengan nasabah induk,” tambah Dhias.
Sebagai informasi, total NPF perseroan sampai dengan triwulan III-2017 berada di posisi 3,29% atau rasio tersebut mengalami peningkatan dibanding pencapaian triwulan III-2016 yang sebesar 3,03%.
Selain itu, pada angka pembiayaan, hingga kuartal III-2017 BNI Syariah mencatatkan diangka Rp 22,5 triliun. Dengan rincian sebagian besar merupakan pembiayaan konsumer yaitu 52,6% disusul pembiayaan ritel produktif/SME sebesar 21,8%, pembiayaan komersial sebesar 18%, pembiayaan mikro sebesar 5,9%, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,4%.