Jakarta – PT Bank BNI Syariah terus berupaya untuk menekan rasio pembiayaan bermasalahnya atau non performing financing (NPF) di angka 3 persen hingga akhir 2018. Perseroan mengaku sudah menyiapkan strategi untuk menurunkan NPF nya.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, untuk menjaga rasio NPF di level 3 persen perseroan akan lebih hati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya dan tetap dalam kapasitas yang telah menjadi fokus perseroan.
Untuk mendorong kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaannya, kata dia, kata dia, BNI Syariah sudah memiliki tim task force khusus untuk melakukan pengawasan dan memilah-milah di dalam penyaluran pembiayaan ke debitur.
Baca juga: BNI Kucurkan Kredit US$100 Juta Untuk Pulp & Paper Amerika
“Kita ada tim task force. Ada sisi pengawasan forex dan ekpansi segmen bisnis industri. Jadi kita juga tidak akan melebar kemana-kemana (pembiayannya) di luar kapasitas kita,” ujar Firman di Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018.
Menurutnya, sampai dengan akhir Juni 2018 rasio NPF BNI Syariah tetap terjaga rendah diangka 3,04 persen. Perseroan meyakini, NPF BNI Syariah dapat ditekan menjadi 3 persen hingga akhir tahun ini dengan berbagai strategi action plan.
“NPF kita dibawah rata-rata industri yang mencapai 4,06 persen (data SPS per April 2018 BUS-UUS). Kita target 3 persen, banyak yang dilakukan strategi action plan dalam mejaga NPF jangan lebih dari 3 persen,” ucapnya. (*)