BNI Raup Laba Bersih Rp15,12 Triliun, DPK Naik 21,4 Persen di Kuartal III 2025

BNI Raup Laba Bersih Rp15,12 Triliun, DPK Naik 21,4 Persen di Kuartal III 2025

Poin Penting

  • BNI membukukan laba bersih Rp15,12 triliun hingga kuartal III 2025, turun 7,24% yoy dari tahun sebelumnya.
  • Penyaluran kredit tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp812,2 triliun, didorong peningkatan di segmen korporasi, UMKM, dan konsumer.
  • Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 21,4% yoy menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA meningkat 13,3%, memperkuat struktur pendanaan dan profitabilitas bank.

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI hingga kuartal III 2025 berhasil meraup laba bersih konsolidasi Rp15,12 triliun. Angka ini terkontraksi 7,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari kuartal III 2024 yang sebesar Rp16,3 triliun.

Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan mengatakan, strategi penguatan kualitas portofolio dan efisiensi pendanaan yang disiplin membuat BNI tetap tangguh menghadapi volatilitas, sekaligus menjaga keseimbangan pertumbuhan di seluruh segmen bisnis.

“Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan, sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Putrama dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 oktober 2025.

Baca juga: BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Sinergi Percepat Pembangunan Nasional

Dari fungsi intermediasi, BNI hingga akhir September 2025, total penyaluran kredit BNI tumbuh 10,5 persen yoy menjadi Rp812,2 triliun.

Secara rinci, kredit korporasi naik 12,4 persen yoy menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi. Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3 persen yoy, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen yoy menjadi Rp46,3 triliun.

Selanjutnya, pada segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen yoy menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit. Sinergi dengan anak perusahaan turut memperkuat ekosistem bisnis BNI, tecermin dari pertumbuhan kredit usaha di level grup yang naik 15,3 persen yoy menjadi Rp17,4 triliun.

Cadangan dan Permodalan Tetap Kuat

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan, guna menjaga kualitas aset dan profil risiko bank tetap sehat, perseroan terus memperkuat ketahanan keuangan melalui pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang solid dan disiplin.

Hingga akhir kuartal III 2025, CKPN BNI tercatat sebesar Rp34,7 triliun, dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) mencapai 222,7 persen.

“Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang,” ujar Paolo.

Baca juga: Fundamental Solid, BBNI Diprediksi Bakal Pimpin Rebound Saham Perbankan

BNI juga mencatat rasio permodalan yang solid, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,1 persen, termasuk Tier-1 Capital yang tetap kuat. Likuiditas juga berada di level aman dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,9 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1 persen.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada di kisaran 2,0 persen, sementara Loan at Risk (LAR) membaik ke level 10,4 persen.

BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4 persen yoy menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3 persen yoy menjadi Rp613,4 triliun. 

“Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund), menjaga profitabilitas tetap sehat,” jelas Direktur Treasury & International Banking, Abu Santosa Sudradjat. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62