Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menilai bahwa kondisi ekonomi makro yang saat ini sedang mengalami tren suku bunga tinggi masih akan terus berlanjut hingga tahun 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Institutions Banking BBNI, Muhammad Iqbal dalam CEONetworking dikutip 8 November 2023.
“Kami melihat bahwa tren suku bunga tinggi masih terus akan tinggi dan mungkin baru akan melakukan penurunan paling cepat di kuartal II-2024,” ucap Iqbal.
Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Tinggi, Bagaimana Proyeksi Sampai Akhir Tahun?
Berdasarkan keadaan tersebut, Iqbal menyampaikan bahwa Bank BNI sebagai industri perbankan harus mengutamakan keadaan likuiditas yang cukup untuk mengatasi risiko pengetatan di era suku bunga tinggi.
“Dan konsekuensinya mungkin akan terjadi peningkatan cost of fund yang signifikan dan sepertinya masih akan terus berlanjut hingga tutup tahun dan mungkin masih akan terus berlanjut di awal tahun 2024,” imbuhnya.
Adapun, Iqbal menambahkan bahwa, untuk mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang, Bank BNI juga terus melakukan perbaikan dari sisi portofolio kredit dan struktur permodalan.
“Selain menjaga likuiditas, kita di BNI juga terus memperbaiki portofolio kredit dan struktur permodalan guna memastikan bahwa keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang,” ujar Iqbal.
Baca juga: Suku Bunga Naik Redam Inflasi? Ini Kata BPS
Sebagai informasi, Bank BNI telah mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 7,8 persen secara tahunan menjadi Rp671,4 triliun dengan kredit segmen korporasi swasta blue chip tumbuh 19,2 persen yoy.
Selain itu, segmen enterprise yang merupakan direct Value chain nasabah korporasi naik 10,2 persen dan segmen konsumer tumbuh 12,7 persen didukung pertumbuhan loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage). (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra