Hingga akhir 2015, BNI menargetkan setidaknya ada 200 sekolah yang bekerja sama terkait dengan produk tabungan pelajar. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Sejalan dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengembangkan produk tabungan yakni Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menargetkan perolehan 100 ribu rekening dar produk ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di SMAN 68, Jakarta, Selasa, 8 September 2015. Menurutnya, hingga akhir 2015 ini, perseroan telah menargetkan setidaknya ada 200 sekolah yang telah bekerja sama dengan BNI.
“Kita kerja sama dulu dengan sekolah-sekolah, kan itu syaratnya. Melalui kerja sama tersebut paling tidak kita targetkan 100 ribu rekening per tahunnya,” ujarnya.
Sementara di tempat yang sama, Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano menyebutkan, pihaknya menargetkan hingga akhir tahun ini dapat memperoleh sekitar 7.000 rekening pelajar. Pasalnya, saat ini rekening pelajar yang ada di BNI Syariah baru mencapai 3.000 rekening.
“Keuntungan dari simpanan pelajar ini pasti dana murah ya, tapi kan kita tidak bisa berharap banyak dari anak-anak ini. Yang penting adalah dukungan untuk program menabungnya, itu kan bagus,” tukas Dinno.
Sebagaimana diketahui, OJK bersama 14 perbankan, baru saja merilis produk tabungan bertajuk Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) untuk membangkitkan kembali budaya menabung pada pelajar. Produk ini ditujukan untuk pelajar mulai jenjang PAUD/Raudatul Athfal hingga SMA/Madrasah Aliyah dan pondok pesantren yang diterbitkan secara nasional oleh perbankan di Indonesia.
Keunggulan tabungan itu diantaranya nama siswa tercantum dalam buku tabungan, setoran awal yang ringan bebas biaya administrasi bulanan serta minimum setoran yang terjangkau setiap menabung. SimPel atau SimPel iB tidak memberikan bunga, sebagai gantinya siswa akan mendapatkan program penghargaan yang disesuaikan dengan kebijakan masing-masing bank.
Sementara itu, ia mengatakan kegiatan aktivasi tabungan SimPel/SimPel iB akan dilakukan di 16 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Serang, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Palembang, Balikpapan serta tujuh kota di Jawa Timur hingga akhir 2015. (*)