Jakarta – Bank Negara Indonesia (BNI) telah mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 19 September 2023.
Salah satu agendanya adalah perubahan pengurus. Tidak ada angin tidak ada hujan, perubahan pengurus tersebut cukup mengagetkan. Sebab, kinerja BNI cukup moncer. Per Juni 2023, laba bersih BNI tumbuh 17 persen menjadi Rp10,3 triliun.
Sumber Infobanknews mengatakan, RUPSLB digelar untuk mengganti posisi komisaris utama yang diduduki Agus Martowardojo sejak awal 2020.
“Infonya karena ada penugasan khusus, beliau harus meninggalkan BNI,” ujar sumber Infobanknews beberapa hari lalu.
Baca juga: Komut BNI Ungkap 3 Risiko yang Patut Diwaspadai Industri Perbankan RI
Agus sendiri enggan memberi klarifikasi terhadap kabar tersebut. Tapi salah satu direksi BNI juga membenarkan soal pergantian posisi komisaris utama.
“Saya dengar juga begitu pergantian pak komut,” ucapnya ketika dimintain konfirmasi oleh Infobanknews minggu pertama Agustus lalu.
Pengganti Agus Martowardojo disebut-sebut adalah adalah Pradjoto yang sebelumnya menjadi Wakomut BNI. Dan , posisi Pradjoto akan ditempati oleh Pahala Mansury, Wakil Menlu RI.
Belum ada informasi penugasan apa yang diberikan Agus Marto sampai posisinya sebagai komisaris utama di BNI harus dilepas.
Ketika dimintain konfirmasi, Rosan Roeslani, Wakil Menteri BUMN yang mengurusi sektor jasa keuangan pun tidak memberikan jawaban. Sumber Infobanknews menyebutkan, Agus Martowardojo akan ditugaskan menjadi Komut PLN. Dan, rencananya Komut PLN sekarang akan menjadi Komut PGAS.
Yang jelas, menjelang tahun politik kedudukan di dunia birokrasi termasuk di lingkungan BUMN bisa berubah dengan cepat, apalagi Erick Thohir sebagai Menteri BUMN menjadi salah satu kandidat Cawapres dari salah satu tokoh yang sudah menyatakan maju dalam ajang pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Baca juga: RUPSLB PermataBank Angkat Komisaris dan Direksi Baru, Cek Susunannya
Agus Martowardojo sendiri merupakan bankir senior dengan pengalaman segunung baik di lingkungan bisnis perbankan maupun lembaga publik. Dia menjadi salah satu pemeran kunci dalam merger empat bank BUMN menjadi Bank Mandiri pada saat krisis moneter 1998.
Namanya makin mencuat setelah berhasil memimpin merger PermataBank pada 2022 dan memimpin penyelamatan Bank Mandiri yang terbakar NPL hingga 25 persen pada 2005. Berhasil memimpin Bank Mandiri, Agus diangkat menjadi Menteri Keuangan pada 2010 dan menjadi Gubernur Bank Indonesia pada 2013 sampai dengan 2018. (*)