Jakarta – PT Smart Finance melakukan kerja sama terkait dengan pemberian fasilitas pinjaman dari dua bank yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan Bank Sahabat Sampoerna. Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan yang dilakukan oleh ketiga perusahaan.
Adapun kucuran kredit modal kerja yang diberikan dari BNI dan Bank Sahabat Sampoerna tersebut masing-masing sebesar Rp175 miliar dan Rp50 miliar. Fasilitas kredit yang diberikan kedua bank ternama ini, akan digunakan PT Smart Finance untuk pengembangan bisnisnya.
Business Director PT. Smart Finance Jackson Lim mengatakan, komitmen kredit tersebut diberikan dengan tenor empat tahun dan dapat dicairkan dalam waktu 12 bulan. Pada Januari lalu, pihaknya juga mendapatkan gelontoran dana Rp100 miliar dari Bank BRI. Jadi dengan di tanda tangani dua fasilitas ini, PT. Smart Multi Finance telah mendapatkan tiga komitmen baru sepanjang tahun 2020.
“Sebelumnya, kami juga telah bekerjasama dengan banyak bank seperti Bank BRI, Bank Mega Syariah, Bank Ina, Bank BTPN, Bank BJB dan beberapa bank lainnya,” ujar Jackson Lim dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip Jumat, 13 Maret 2020.
Menurut Jackson, kucuran dana dari tiga bank tersebut akan difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan modal kerja segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kredit multi guna di wilayah Indonesia timur, seperti Papua, Sorong, Irian Jaya, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan. Selain itu, Sumatera (Lampung, Jambi, dan Pekanbaru), Jawa Timur, serta DKI Jakarta.
Smart Finance optimistis dana sebesar itu akan terserap habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan modal kerja maupun multiguna. Sebab, potensi pembiayaan khususnya sektor UMKM di sana terbilang masih cukup tinggi. “Untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat seperti kepemilikan rumah, pernikahan, sekolah, serta konsumtif lainnya, kami menawarkan produk unggulan kredit multi guna, yaitu Multi Purpose Finance dengan agunan BPKB mobil dan motor,” paparnya.
Kendati masih punya keyakinan tinggi namun pada 2020 perseroan hanya memasang target peningkatan pembiayaan pada angka konservatif sebesar 7% atau sebesar Rp800 miliar. Mengingat, banyak tantangan yang memicu perlambatan ekonomi termasuk isu terbaru, kian massifnya penyebaran virus Corona di tanah air.
Selain kredit modal kerja dan multi guna, selama ini PT Smart Finance fokus pada pembiayaan otomotif roda empat maupun dua. Adapun komposisinya, sebesar 75% roda empat dan 25% roda dua. “Kita tidak akan terlalu ekspansif dengan membuka kantor cabang atau produk baru, hanya fokus di bisnis yang sudah ada, yaitu pembiayaan modal kerja dan multi guna dengan agunan BPKB mobil dan motor,” cetus Jackson.
Dia mengakui, maraknya start up di sektor financial technology (fintech) semakin mempertajam persaingan bisnis jasa keuangan. Karenanya, peningkatan pembiayaan kendaraan roda dua di perusahaannya tidak sebagus roda empat. Namun begitu, kehadiran perusahaan fintech tidak mempengaruhi kenerja kredit modal kerja dan multi guna dengan flafon pembiayaan di atas Rp20 juta.
Terbukti, peningkatan kredit multi guna dan kredit modal kerja PT. Smart Finance tahun 2019 masih stabil di kisaran 7%. “Sampai saat ini, fintech belum bisa menyentuh pembiayaan segmen konsumer dengan flafon pembiayaan di atas Rp100 jutaan. Mereka, umumnya bermain di segmen ritel dengan nilai kredit di bawah Rp20 jutaan,” tambah Nani Susanti, Finance & Accounting Director PT. Smart Finance.
Untuk memperbesar pasar, sambung Nani, pihaknya akan mengoptimalkan potensi bisnis hingga Semester II – 2020. “Saat ini masih cenderung wait and see, sambil menjaga performa bisnis dengan menekan NPF (Non Performing Finance) diangka 1,7%. Kami baru akan ekspansi bisnis dengan membuka kantor cabang di kota-kota besar Pulau Jawa dan Bali pada tahun depan,” pungkas Nani. (*)