Selain penerbitan surat utang senilai Rp5 triliun akan dilakukan pada kuartal kedua 2017, BNI akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) sebesar Rp3 triliun untuk mempertebal likuiditas. Sementara pinjaman bilateral valas USD500 juta menurut Panji dilakukan untuk refinancing.
“Kami akan menerbitkan ini dalam waktu dekat sesuai dengan kondisi dana pihak ketiga dan permintaan kredit,” terangnya.
(Baca juga: BNI Cetak Laba Rp11,34 Triliun di 2016)
Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 20,6 persen dari Rp326,11 triliun pada akhir 2015, menjadi Rp393,28 triliun di akhir tahun lalu. Kualitas kredit yang tercermin dalam rasio kredit bermasalah (NPL) ada di level 3 persen.
Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) naik 17,6 persen dari Rp370,42 triliun menjadi Rp435,55 triliun. Untuk total aset tumbuh 18,6 persen dari Rp508,59 triliun menjadi Rp603,03 triliun. (*)