“Pada tahap awal, pembiayaannya akan kami berikan kepada 473 petani dengan total penyaluran kredit sebesar Rp61,81 miliar. Dengan adanya program Launching Peremajaan Kebun Kelapa Sawit ini, dan dengan adanya dukungan BPDP, kami optimis, program serupa dapat diteruskan di daerah lain untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan dan energi,” tambah Catur Budi Harto.
Sementara Bambang Gianto Ketua Umum Koperasi Unit Desa (KUD) Mukti Jaya mengungkapkan, bahwa replanting sesuatu yang sangat dibutuhkan. Dana bantuan peremajaan seperti ini dibutuhkan oleh masyarakat yang utamanya untuk memberikan motivasi bagi petani dan meyakinkan para petani bahwa dengan bantuan ini dapat meringankan beban petani dalam proses peremajaan kebunnya.
KUD Mukti Jaya telah bekerja sama dengan BNI ini sejak tahun 2000, sehingga ketika satu siklus kebun kelapa sawit ini sudah sampai dan harus di-replanting kita pun masih tetap bekerja sama dengan BNI karena merasa nyaman. Untuk kekurangan dana replanting, lanjut Bambang, pihaknya bekerja sama dengan BNI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sangat mudah dan cepat prosesnya. “Dana kredit dari BNI ini digunakan pada saat memasuki tahun ketiga untuk melanjutkan peremajaan,” imbuhnya.
Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit merupakan salah satu fokus pembiayaan industri di BNI. Kepercayaan pemerintah kepada BNI ditunjukkan dengan terpilihnya BNI sebagai salah satu bank pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Selain mendukung kredit peremajaan kebun sawit, BNI juga mendukung sektor ekonomi lainnya pada segmen usaha kecil. Sejak tahun 2007 sampai dengan September 2017, BNI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp36,7 triliun kepada 316.000 pengusaha kecil yang tersebar di seluruh indonesia. Dimana, 40 persen KUR yang disalurkan pada tahun 2017 diberikan pada sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, industri, dan jasa-jasa. (*)